Ramalah, Tepi Barat (ANTARA News) - Israel hari Senin membebaskan menteri Palestina Mohammad Barghouthi sesudah menahannya sekitar enam pekan, kata menteri itu. Barghouthi ditangkap bersama dengan puluhan pejabat, menteri dan anggota parlemen pemerintahan Hamas sesudah serangan lintas batas oleh Hamas dan kelompok pejuang lain, yang menawan satu serdadu Israel pada 25 Juni. "Mereka tidak menemukan apa pun, yang memberatkan saya. Ini penangkapan politik. Seluruh menteri dan anggota parlemen juga harus dibebaskan," kata Braghouthi kepada kantor berita Inggris Reuters lewat telefon sesudah dibebaskan dari penjara Israel di Yerusalem. Salah satu pengacaranya, Ahmad Safiyyah, mengatakan kepada Reuters bahwa Barghouthi tidak dikenai tuduhan dan Israel tidak berhak mengadilinya, karena ia menteri. Barghouthi menyatakan tidak berasal dari Hamas, tapi dekat dengan kelompok itu, yang piagamnya menyeru penghancuran Israel. Hamas menang dalam pemilihan anggota parlemen bulan Januari, mengalahkan unsur Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang sudah lama berkuasa. Barghouthi merupakan menteri keempat dibebaskan. Empat menteri lain dan sekitar 20 anggota parlemen asal Hamas masih di balik terali besi. Israel melancarkan gempuran darat dan udara di Gaza untuk membebaskan Kopral Gilad Shalit, yang ditawan pejuang Palestina, dan menghentikan serangan roket lintas batas oleh gerilyawan itu. Sedikit-dikitnya, 175 warga Palestina tewas, hampir setengah di antaranya pejuang. Rusia pekan lalu mengecam ulah Israel menangkap ketua parlemen Palestina Aziz Dweik dan menyeru pembebasannya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006