Tokyo (ANTARA News) - Bursa saham Tokyo berakhir turun 1,95 persen pada Rabu, karena dolar jatuh terhadap yen setelah data pekerjaan AS yang lemah meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan program stimulusnya hingga memasuki tahun berikutnya.

Indeks acuan Nikkei 225 kehilangan 287,20 poin menjadi ditutup pada 14.426,05, menyerah keuntungan awal, sedangkan indeks Topix dari seluruh saham papan utama turun 1,52 persen atau 18,46 poin menjadi 1.195,98.

"Ini bukan penurunan dahsyat, tetapi setelah naik dalam sembilan dari 10 sesi terakhir, pasar dilanda aksi jual, terutama mengingat harapan untuk laporan pekerjaan yang lebih kuat," kata Hiroyuki Fukunaga, CEO di Investrust.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa mengatakan laporan penggajian (payroll) non-pertaniannya -- yang tertunda lebih dari dua minggu karena penutupan kegiatan (shutdown) pemerintah AS -- menunjukkan 148.000 pekerjaan bertambah pada September, di bawah perkiraan untuk kenaikan sebesar 180.000 pekerjaan.

Di Wall Street Dow naik 0,49 persen, S&P 500 -- sudah pada rekor tertinggi -- naik 0,57 persen dan Nasdaq naik 0,24 persen.

"Saham-saham mempertahankan keuntungan di AS, tetapi karena saham di Asia mulai jatuh, perdagangan penghindaran risiko meluas," Akira Moroga, manajer kelompok produk valas di Aozora Bank, mengatakan kepada Dow Jones Newswires.

Para analis mengatakan angka pekerjaan menunjukkan The Fed akan menunda pengurangan skema pembelian obligasinya sampai perekonomian menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang lebih kuat, sehingga menekan dolar.

Greenback merosot menjadi 97,38 yen dalam perdagangan sore di Tokyo, dari 98,12 yen di New York pada Selasa sore.

Pengekspor utama berbalik turun dengan Honda jatuh 2,77 persen menjadi 3.850 yen dan Canon merosot 2,18 persen menjadi 3.135 yen, demikian AFP.

(A026)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013