Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mendalami kasus dugaan suap anak usaha produsen anjungan tunai mandiri (ATM) Amerika Serikat, Diebold Inc, kepada pejabat bank-bank BUMN/pemerintah di Indonesia.

Ada empat bank plat merah alias BUMN/pemerintah di Indonesia, yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri, dan BTN. Beberapa di antaranya telah mengumumkan capaian pendapatan triwulan III 2013.

"Kami akan minta pengawas bank berkoordinasi dengan bank-bank yang disebut namanya untuk nanti bisa sampaikan informasi sehingga bisa ketahui bersama status itu," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo, di sela-sela seminar Outlook 2014, di Jakarta, Kamis.

Dia menuturkan, dengan berita resmi dari Lembaga anti korupsi dan monopoli AS Securities and Exchange Commission(SEC) terkait dugaan suap tersebut, tentunya masing-masing bank BUMN diklasifikasikan terduga. 

Itu harus membuat keterbukaan informasi kepada publik.

"Saya rasa kalau dari Bank Indonesia akan berhubungan dengan direktur compliance masing-masing bank atau berhubungan dengan satuan audit internal masing-masing bank. Hari ini kami akan minta untuk ditindaklanjuti," ujar Martowardojo.

"Kami tetap berprasangka baik, tapi kami minta supaya ini dijelaskan agar bisa merespon ini," kata dia.

Dia juga menegaskan, pihaknya terus berupaya menyelidiki kasus dugaan suap itu untuk memperoleh kebenaran keterlibatan pejabat bank BUMN yang mendapatkan sogok oleh produsen ATM asal AS tersebut.

"Mesti dilihat dan siapa bank-banknya. Jadi saya rasa itu perlu ada pendalaman di masing-masing bank dan lembaga independen di masing-masing bank itu adalah satuan auditnya atau direktur compliance-nya," kata dia.

Martowardojo adalah direktur utama Bank Mandiri pada 2005-2010 sebelum ditetapkan menjadi gubernur Bank Indonesia. Dia katakan, sistem penyediaan barang (procurement) di Bank Mandiri saat dia pimpin itu sudah cukup baik untuk meminimalisir terjadi penyimpangan.

"Tapi harus dilihat secara lebih rinci bagaimana background-nya," ujar dia. 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013