Jakarta (ANTARA News) - Pembenahan organ jantung Syafitri, bayi kembar siam variant atau "Dicephalus parapagus twins", menjadi prioritas utama para tim dokter dari Rumah sakit Pelni Petamburan. "Langkah ini diambil agar Syafitri dapat segera bernafas dengan normal," kata ketua tim dokter rumah sakit Pelni Petamburan, dr Ketut Lila Murti SpA di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan ketiga tim dokter gabungan dari rumah sakit Pelni, RSCM, dan rumah sakit jantung Harapan Kita baru akan mengadakan pertemuan hari Rabu (16/8). Kemungkinan dalam pertemuan besok tim dokter akan membahas seluruh data yang berhasil dikumpulkan dari penelitian terhadap Syafitri. Dari data tersebut tim dokter baru akan mengetahui kemungkinan tindakan yang akan dilakukan, ujar dia. "Termasuk tentang kemungkinan hidup Syafitri dan kemungkinan bekerjasama dengan tim dokter asing," katanya. Ia mengatakan evaluasi terhadap keadaan bayi masih terus berjalan dan hasil dari evaluasi tersebut masih akan direview (tinjau ulang) oleh tim dokter. Menurut Lila Murti, pembenahan organ tubuh Syafitri akan dilakukan bertahap, mulai dari jantung hingga jaringan pembuangan atau anus. "Kalau membenahi makhluk hidup beda dengan membenahi mobil. Kalau mobil bisa diperbaiki seluruhnya, sekaligus. Namun kalau makhluk hidup butuh kesabaran dalam membenahinya, dan dilakukan secara bertahap atau satu per satu," katanya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Syafitri memiliki dua ginjal, dua lambung, dua jantung yang letaknya berhimpitan, satu hati dan tiga paru-paru yang terdiri atas satu untuk belahan kiri serta dua di belahan kanan. Namun untuk satu lambung dan satu ginjal dalam organ Syafitri kurang berfungsi dengan baik. Menurut dia, sampai saat ini susunan syaraf pada otak Syafitri tidak mengalami gangguan atau bisa dikatakan masih dapat berfungsi dengan normal. Oleh sebab itu tim dokter RS Pelni hanya memberikan antibiotik yang berfungsi mencegah infeksi dari alat-alat medis yang digunakan selama ini. Selain itu, pembuangan kotoran pada diri Syafitri terlihat normal, namun hanya salah saluran. Pembuangan kotoran yang seharusnya keluar melalui anus, menjadi keluar melalui alat kelamin Syafitri. Tim dokter RS Pelni menggambarkan kondisi Syafitri masih stabil. Tidak ada penurunan berat badan ataupun perubahan golongan darah. "Syafytri memiliki golongan darah `O` sejak dari kelahirannya" ujar Ketut. Tim medis dari rumah sakit Pelni selama 24 jam selalu memantau kondisi Syafitri, dan kegiatan itu meliputi monitoring kadar oksigen, infus dan juga melihat secara intensif perubahan kondisi tubuh Syafitri. Selain itu, tim medis juga mengurangi pemberian bahan yang sifatnya menyakiti, seperti mengurangi pengambilan darah Syafitri yang dirasakan dapat mengganggu kondisi tubuh bayi kembar itu. Sementara itu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM pada bagian abdomen (perut), Selasa, memperlihatkan bahwa Syafitri memiliki dua lambung. "Benar hasil pemeriksaan terakhir memang menunjukkan bayi memiliki dua lambung, hanya saja lambung sebelah kiri kurang berfungsi dengan baik," kata Ketua Tim dokter Rumah Sakit Pelni, dr Ketut Lila Murti. Ia mengatakan dampak dari tidak normalnya fungsi lambung bayi, tubuhnya menolak setiap makanan yang diberikan. Kondisi bayi terakhir masih sama seperti kemarin, bayi tetap aktif, semua masih mengandalkan alat bantu. "Untuk minuman dan makanan masih mengandalkan infus, untuk pernafasan masih mengandalkan alat bantu pernafasan," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006