Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian, Boediono, mengatakan ia belum mengetahui sumber dana bagi pengiriman seribu personel TNI ke Lebanon untuk misi pasukan perdamaian PBB dalam waktu dekat. Dalam keterangannya kepada wartawan sesaat sebelum memasuki ruang Rapat Paripurna DPR dengan agenda mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI di Jakarta, Rabu pagi, Boediono mengemukakan anggaran bagi pengiriman pasukan TNI itu seharusnya sudah diajukan,karena hal itu sudah menjadi komitmen Indonesia untuk membantu pemeliharaan perdamaian di Lebanon. Hanya saja, ia mengaku belum mengetahui sumber dana itu, terlebih lagi setelah jumlah persone yang akan dikirim meningkat dari 850 menjadi 1.000 orang. Untuk 850 orang persone dan peralatan pendukungnya saja, Pemerintah RI dilaporkan harus mengeluarkan dana sebesar Rp300 miliar. Sehari sebelumnya, terkait dengan penambahan jumlah persone TNI ke Lebanon untuk membantu pemulihan situasi di negara yang porak poranda akibat gempuran bom dan peluru kendali Israel selama sebulan terakhir itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono, mengatakan tambahan tersebut berasal dari satuan Zeni. "Tambahan personel itu berasal dari satuan Zeni, mengingat banyak reruntuhan bangunan yang harus kita pindahkan," katanya. Dengan penambahan jumlah persone itu, lanjut Menhan, pihaknya akan meminta tambahan anggaran bagi keperluan logistik dan dukungan peralatan serta senjata bagi pasukan TNI yang akan bertugas enam bulan hingga satu tahun di Lebanon. "Tapi, belum tahu berapa anggaran yang dibutuhkan, yang jelas kita akan segera ajukan," ujar Juwono. Untuk menjalankan misi ini, TNI telah menyiagakan satu batalyon mekanis berkekuatan 850 personel terdiri dari Mabes TNI 15 orang, TNI AD (576 orang), TNI AL (221 orang) dan TNI AU 37 orang, untuk diberangkatkan ke Lebanon sebagai bagian dari pasukan pemelihara perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara itu, peralatan materiilnya terdiri dari empat unit Panser Komando (V-150 CO), empat unit Panser Angkut Personel (V-150 AP), 12 unit Panser Intai (V-150 Tai), 14 unit Panser Serbu (VAB) dan 12 unit Panser Serbu (Panhard). Selain itu, satu unit Jeep Kia, satu unit Tangki Air, dua unit Taft GT (Jeep), sepuluh unit Truck Isuzu dan dua unit Kendaraan Pemeliharaan (Ranhar). Tidak itu saja, TNI juga menyertakan, 12 unit (BTR-80 A), satu unit alat berat Back Loader, satu unit Foklift (AT), sepuluh unit Truck Liaz, satu unit Kendaraan Bengkel (Ranbeng), dua unit Ambulance, tiga unit Jeep Kia dan satu unit Tangki BBM. Selain Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam juga berjanji untuk mengirimkan pasukannya masing-masing 850 hingga 1.000 dan 200 orang personil. Pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sehari sebelum bangsa Indonesia merayakan HUT ke-61 RI itu tidak hanya diikuti para anggota DPR, tetapi juga sejumlah tamu kehormatan, seperti guru, dosen, dan pelajar teladan dari seluruh Tanah Air, serta duta besar negara-negara sahabat. Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, B.Lynn Pascoe, yang dihampiri wartawan sesaat sebelum memasuki ruang rapat paripurna mengatakan ia berharap kerjasama RI-AS di berbagai bidang semakin baik. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006