Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (persero) segera mengoperasikan Kereta Rel Listrik (KRL) eks Jepang berkelas Semi Ekspress dengan tarif "miring", mulai 28 Agustus 2006 untuk melayani para penumpang jurusan Jakarta-Bogor dan Jakarta-Bekasi. "KRL Semi Ekspress AC ini tarifnya lebih terjangkau masyarakat," kata Direktur Utama PT KA, Ronny Wahyudi, dalam pernyataan persnya yang diterima ANTARA dari Kahumas PT KAI Daop I, Ahmad Sujadi, Rabu. Selain itu, lanjut dia, KRL eks Jepang ini juga berhenti di beberapa stasiun yang saat ini tidak disinggahi KRL Ekspress AC. Pengoperasian KRL ini akan membantu meringankan beban trayek yang padat penumpang, seperti Jakarta-Bogor, Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Tangerang. Dia mengatakan dengan adanya 16 rangkaian KRL baru itu, kepadatan penumpang KRL yang mencapai 500.000 penumpang per hari (termasuk kelas ekonomi-red) itu dapat secara berangsur diatasi dengan menambah jumlah kapasitas angkut di semua jalur. Dengan bertambahnya daya angkut untuk jalur Jakarta-Bogor, kapasitas penumpang akan bertambah sebanyak 6.400 orang per hari, sedangkan untuk rute Jakarta-Bekasi bertambah sekitar 4.000 orang per hari. Ia selanjutnya menjelaskan saat ini ada sebanyak 108 armada KRL AC yang tidak berhenti di setiap stasiun, sedangkan KRL Semi Ekspress AC yang akan dioperasikan itu, akan berhenti di beberapa stasiun yang tidak disinggahi KRL Ekspress AC. Beberapa stasiun yang disinggahi itu adalah Bogor, Bojong Gede, Depok Lama, Pondok Cina, Universitas Indonesia, Lenteng Agung, Pasar Minggu, Duren Kalibata, Tebet, Cikini, Gondangdia, Gambir, Juanda, Mangga Besar dan Jakarta Kota. "Tapi itu belum final, masih memungkinkan direvisi," kata Ronny. Dengan berhenti di sejumlah stasiun yang sebelumnya tidak disinggahi KA KRL Ekspress AC, para penumpang KRL ekonomi yang sebetulnya secara finansial mampu membayar dapat menikmati fasilitas baru PT KA tersebut. Dengan demikian, penumpang KRL kelas ekonomi dan Semi Ekspress AC itu akan terbagi sehingga kepadatan penumpang tidak separah seperti selama ini, kata Ronny. Dia mengemukakan untuk sementara waktu, pihaknya akan menerapkan tarif KRL Semi Ekspres AC jurusan Bogor-Jakarta atau sebaliknya sebesar Rp6.000 dan Rp5.000 untuk jurusan Bekasi-Pasar Senen atau sebaliknya. Ke-16 rangkaian KRL Semi Ekspress AC itu merupakan kereta eks rangkaian KRL Pakuan Jakarta-Bogor, sedangkan kereta eks-Jepang yang tiba di Jakarta pada 24 Juli lalu sebagai hasil kerjasama PT KA dengan Tokyu Corporate Car Jepang itu akan menggantikan KRL Pakuan. Sementara itu, Kahumas PT KA Daop I, Ahmad Sujadi, mengatakan, kini BUMN ini memiliki sekitar 400 armada KRL. Dari jumlah itu, yang beroperasi hanya 273 unit, sedangkan sisanya "tertidur" karena rusak dan sulit mendapatkan suku cadang. Dari 273 unit KRL yang setiap hari beroperasi, sebanyak 108 unit di antaranya adalah KRL Air Conditioner (AC) dan 165 unit lainnya adalah KRL ekonomi. "Diharapkan tidak ada lagi penumpang KRL di atap KA," kata Ahmad. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006