Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan laju inflasi pada Oktober 2013 di kisaran angka 0,4 persen, setelah sebelumnya pada September tercatat deflasi sebesar 0,35 persen.

"Perkiraan kami kalau ada inflasi angkanya relatif kecil di bawah 0,4 persen," ujarnya di Jakarta, Senin.

Chatib menjelaskan perkiraan inflasi Oktober tersebut disebabkan oleh pengaruh empat paket kebijakan pemerintah, yang diterbitkan pada minggu ketiga Agustus lalu, yang mulai memperlihatkan hasil.

"Ini trennya konsisten, inflasi bisa dikendalikan. Ini efek dari paket kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia," katanya.

Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan, angka laju inflasi pada 2013 masih sesuai dengan asumsi pemerintah, yang pada akhir tahun diperkirakan mencapai kisaran sembilan persen secara tahunan (yoy).

"Kita berharap outlook Oktober tidak lebih dari 0,4 persen, bahkan kisaran 0,2-0,4 persen. Kita berharap inflasi maksimum sembilan persen atau mudah-mudahan di bawah itu," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi pada September 2013 sebesar 0,35 persen, yang merupakan pertama kali sejak 2001 setelah sebelumnya selalu terjadi inflasi, karena penurunan beberapa harga komoditas bahan makanan.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan menyumbang andil deflasi terbesar pada September, yaitu 0,76 persen, diikuti kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, yaitu deflasi 0,12 persen.

Dengan deflasi tersebut maka inflasi tahun kalender Januari-September 2013 tercatat sebesar 7,57 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) 8,4 persen. Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi 2013 berada pada kisaran 9,0 persen-9,8 persen (yoy).

Sedangkan pemerintah memprediksi laju inflasi 2013 berada pada angka 9,2 persen (yoy). Perkiraan inflasi tersebut, jauh di atas asumsi inflasi yang ditetapkan dalam APBN-Perubahan 2013 sebesar 7,2 persen (yoy).


Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2013