Washington (ANTARA News) - Pengintaian komunikasi elektronik terhadap warga Prancis dan Spanyol dilakukan oleh badan intelejen dua negara tersebut, bukan oleh badan Amerika Serikat National Security Agency (NSA), demikian lapor surat kabar Wall Street Journal pada Selasa.

Laporan dari surat kabar tersebut bertentangan dengan berita yang ditulis oleh media di Prancis dan Spanyol yang menuduh NSA telah mematai-matai jutaan panggilan telepon warga sipil di kedua negara, lapor AFP.

Wall Street Journal menulis berita tersebut berdasarkan wawancara dengan beberapa pejabat Amerika Serikat yang dirahasiakan identitasnya.

Sementara laporan dari media Prancis dan Spanyol didasarkan pada dokumen rahasia milik NSA yang dibocorkan oleh mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat Edward Snowden.

Sebelumnya direktur intelijen nasional Amerika Serikat James Clapper mengatakan bahwa laporan yang ditulis surat kabar Le Monde, yang menuduh NSA telah mengumpulkan lebih dari 70 juta panggilan telepon di Prancis pada Desember 2012 sampai Januari 2013, adalah berita yang "tidak akurat" dan "menyesatkan".

Namun Clapper tidak merinci apa yang salah dalam berita Le Monde.

Sejumlah pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa media-media di Eropa telah salah memahami dokumen yang diberikan oleh Snowden.

Menurut keterangan pejabat-pejabat tersebut, badan mata-mata Prancis dan Spanyol adalah pihak yang pertama kali mengumpulkan data penggilan telepon dan kemudian membagi data tersebut kepada NSA.

Para pejabat tersebut juga mengatakan bahwa dokumen dari Snowden menunjukkan pengintaian panggilan telepon oleh mata-mata Prancis dilakukan di luar wilayah negara tersebut. Prancis kemudian menyerahkan data itu kepada komunitas intelijen Amerika Serikat.

Dokumen yang dibocorkan tidak mengindikasikan bahwa Prancis telah mengintai warganya sendiri dari dalam negeri.

NSA menolak berkomentar mengenai laporan Wall Street Journal. Direktur badan tersebut, Jenderal Keith Alexander, akan menghadiri pertemuan dengan Komite Intelijen Majelis Rendah pada Selasa sore.

Wall Street Journal menulis pembagian data panggilan telepon tersebut merupakan program yang berbeda dengan pengintaian NSA terhadap sejumlah pemimpin negara sekutu, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.

Laporan mengenai pengumpulan data panggilan telepon dan pengungkapan bahwa NSA memata-matai sejumlah pemimpin negara telah memicu perdebatan sengit di negara sekutu Amerika Serikat.


Penerjemah: GM Nur Lintang Mohammad

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013