Paris (ANTARA News) - Selama 40 tahun, Bernard Vaussion memasak untuk enam presiden Prancis dan tamu negaranya.

Koki kepala di Elysee Palace itu resmi pensiun, Kamis (30/10) waktu setempat setelah menyiapkan makan siang untuk Presiden Francois Hollande. Siang itu ia menyajikan kepiting dengan saus remoulade seledri, steak tournedo dan jamur, dan millefeuille raspberry.

Vaussion akan digantikan oleh Guillaume Gomez, 35, yang telah bekerja di istana selama 17 tahun. Vaussion pun memberikan komentarnya tentang atasannya yang sekarang ini.

"Tidak banyak yang dia tidak suka. Dia suka makan," katanya tentang Hollande, seperti yang dikutip dari Reuters.

Vaussion belajar memasak dari sang ibu, yang juga seorang juru masak. Sembilan tahun belakangan, ia membawahi 20 staf yang mayoritas laki-laki.

Semua presiden yang dilayaninya adalah pecinta makanan. Saat masa Nicolas Sarkozy, pecinta jogging yang tidak minum alkohol, tidak ada keju yang disajikan. Roquefort, Camembert, Comte, dan Brie de Meaux kembali disajikan saat Hollande terpilih tahun 2012.

"Ada perubahan sejak 15 tahun terakhir, makanan jadi lebih ringan. Lebih sedikit makanan yang disajikan dengan saus. Saus pun lebih ringan. Kami juga lebih banyak mengukus," kata Vaussion.

Menurut dia, selain lebih ringan, bahan-bahan yang digunakan pun lebih sedikit dan mereka fokus ke cara masak sederhana.

"Bahan-bahan mewah menghilang, seperti jamur truffle dan lobster," kata Vaussion.

Penghematan belanja negara pun berpengaruh pada makanan, katanya. Sejak masa Sarkozy, auditor negara juga mengawasi pengeluaran untuk makanan dan minuman.

Satu tantangan menjadi koki presiden adalah tidak mengungkap makanan kesukaan para presiden. 

"Kami menghindari untuk menghidangkan makanan kesukaan mereka. Kalau tidak, dia akan disajikan terus makanan itu ke mana pun dia pergi," ceritanya.

Ia mengisahkan saat Jacques Chirac menjabat sebagai presiden, terungkap bahwa sang presiden menyukai hidangan yang terbuat dari kepala sapi dengan capers dan acar gurkins.

"Selama 12 tahun, saya hanya membuatkannya 2-3 kali karena ia selalu diberi itu ke mana pun ia pergi."

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2013