Beijing (ANTARA News) - Ledakan gas dan ambruknya tambang batubara di Cina telah memerangkap 19 orang di bawah tanah di dua tambang batubara Cina, kecelakaan paling akhir yang dialami industri pertambangan paling maut di dunia tersebut, demikian laporan kantor berita resmi Xinhua, Jumat. Tujuh orang terperangkap di tambang Jianxin, dekat kota Fengcheng, provinsi Jiangsu di Cina timur, setelah ledakan gas Selasa sore di tambang batubara yang berusia hampir 50 tahun. Sebanyak 12 orang lagi terperangkap akibat ambruknya satu tambang ketika mereka akan berganti giliran kerja Rabu malam di satu tambang provinsi miskin Guizhou di bagian baratdaya negeri itu, kata Xinhua. Tambang Rongyang di daerah pegunungan Bouyei-Miao di provinsi tersebut dikelola oleh perusahaan kecil dan hanya menghasilkan 90.000 ton batubara per tahun, tapi perusahaan itu memiliki izin. Petugas pertolongan sedang berusaha menggali terowongan untuk membebaskan pekerja yang terperangkap itu, kata Xinhua --yang mengutip keterangan jurubicara pemerintah lokal. Kecelakaan terjadi hampir setiap hari di industri tambang di Cina dan upaya penyelamatan bagi pekerja tambang yang terperangkap di bawah tanah biasanya berjalan lamban. Tahun lalu, hampir 6.000 pekerja tambang tewas dalam 3.300 ledakan, banjir, ambruk dan kecelakaan lain sementara pemiliki tambang mendorong produksi melampaui kapasitas keselamatan kerja dalam upaya mengejar untung akibat "booming" permintaan, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006