Semarang (ANTARA News) - Identitas kepartaian atau partai politik lebih berperan dalam pemilihan umum legislatif dibandingkan figur, kata analis politik Universitas Diponegoro Semarang Priyatno Harsasto.

"Dalam pileg, parpol yang lebih berperan karena memiliki kaitan langsung dengan konstituennya. Mungkin tokoh-tokoh tertentu lebih dikenal, tetapi secara umum masih kuat parpol," katanya di Semarang, Senin.

Pengajar Ilmu Pemerintahan FISIP Undip itu mengatakan masyarakat akan melihat parpol dari karakteristik dan ideologi kepartaian yang diusung untuk menjadi pertimbangan memilih dalam pelaksanaan pileg.

Tentunya, kata dia, masyarakat akan kesulitan jika harus mengidentifikasi aspek ketokohan dalam pileg karena calonnya teramat banyak sehingga akan mengidentifikasi berdasarkan garis ideologi kepartaian yang dianutnya.

Berbeda dengan pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), kata akademisi yang dipercaya menjadi konsultan politik tokoh oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi itu, aspek ketokohan lebih diuntungkan dibandingkan parpol.

"Figur yang mendapatkan hati masyarakat tentu mendapatkan banyak dukungan meski berasal dari garis kepartaian yang berbeda dengan pemilihnya. Figur yang lebih memiliki kekuatan besar untuk dipilih," katanya.

Menurut dia, perbedaan itu menunjukkan bahwa parpol sebenarnya masih memiliki kekuatan besar, bukan semata kekuatan figur sehingga harus menjaga kepercayaan yang diberikan oleh para konstituennya selama ini.

Banyaknya masalah yang menjerat kader-kader parpol di pemerintahan, kata dia, seperti korupsi tentu saja akan berpengaruh besar terhadap dukungan masyarakat dalam pemilu karena citra parpol ikut tercoreng.

Demikian halnya dengan fenomena "kutu loncat" atau politikus yang berpindah-pindah parpol, kata dia, bahkan secara lebih jauh bisa menurunkan tingkat partisipasi masyarakat atau pemilih dalam pelaksanaan pemilu.

"Sebenarnya, kemunculan tokoh-tokoh alternatif yang baru cukup bisa membantu menyegarkan peta politik. Harapannya, tentu bisa mendongkrak partisipasi pemilih, namun semua itu tergantung pada parpol," kata Priyatno. (KR-ZLS/H015)

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013