Medan (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengatakan Indonesia dalam waktu dekat akan mengirim pasukan perdamaian ke Libanon dan sejumlah kawasan lain yang membutuhkan. "Pasukan perdamaian kita di Libanon akan berada di bawah naungan PBB," ujar Presiden ketika berbicara pada Peringatan Isra` Mi`raj Nabi Muhammad SAW 1427 Hijriah yang dihadiri sekitar 150 ribu umat Islam di stadion Teladan Medan, Senin malam. Selain itu, menurut Presiden, Indonesia juga akan terus aktif dalam berbagai upaya pedamaian di belahan dunia lain termasuk dalam menangani permasalahan nuklir Iran dan ketegangan di Semenanjung Korea. Ke depan, katanya, Indonesia akan terus meningkatkan perannya dalam mengupayakan perdamaian di negara-negara Islam. "Tuntutan negara-negara Islam kepada kita memang sangat besar dan tentu kita harus mampu mengemban kepercayaan ini," tambahnya. Presiden mengatakan, bangsa Indonesia harus mampu berbuat banyak dan terus berperan aktif dalam menciptakan dunia yang penuh damai dan sejahtera. Ia merujuk tindakan Nabi Muhammad SAW ketika mengajak bangsa Romawi dan Persia, yang merupakan dua kutub kekuatan di masa itu, untuk hidup damai dan saling menghormati. "Apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW wajib diikuti setiap umat Islam dimana pun dia berada termasuk di Indonesia. Sebagai bangsa dengan penduduk beragama Islam terbesar, sudah selayaknya kita meniru dan mengikuti peran aktif yang pernah dilakukan Nabi Muhammad dalam risalah perjuangannya menciptakan perdamaian dunia," katanya. Pada bagian lain Presiden Yudhoyono mengajak seluruh lapisan masyarakat bangsa Indonesia untuk kembali memaknai perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW yang menghadapi fases tantangan dan cobaan yang bertubi-tubi. Meski demikian Rasulullah tetap tabah dengan terus memohonkan perlindungan Allah SWT. Peringatan Isra` Mi`raj tahun ini yang berdekatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-61, menurut Presiden, seharusnya mampu memperkuat kesadaran bangsa bahwa kekuasaan Allah SWT tiada tandingannya. Isra` Mi`raj yang sampai saat ini tidak bisa dijelaskan dengan sains dan teknologi, tidak bisa dipungkiri telah menjadi landasan bagi para pejuang bangsa dalam merebut kemerdekaan bangsa. Ribuan dan bahkan jutaan pejuang bangsa, menurut Presiden, telah berjuang dengan berlandaskan ajaran Islam yang berlandaskan tauhid. "Atas perjuangan itu kini kita telah 61 tahun merdeka. Kemerdekaan itu tidak hanya bisa dinikmati karena perjuangan semata tanpa berkat dan rahmat tuhan Yang Maha Esa sebagaimana yang termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945," ujarnya. Sehubungan dengan itu Presiden Yudhoyono mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk terus mempertahankan sekaligus mengisi kemerdekaan. Ia juga mengajak segenap bangsa untuk tidak lagi hanya saling salah menyalahkan, dan membangun itikad baik dengan tulus dan ikhlas sesuai ajaran mengenai akhlak sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW. "Membangun Indonesia membutuhkan kesabaran dan ketabahan. Insya Allah masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera akan bisa kita capai bila kita saling bahu-membahu dan bersama-sama berupaya mengatasi kesulitan yang dihadapi bangsa ini," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006