Jakarta (ANTARA News) - Indonesia harus menggalang kekuatan baru untuk menghentikan agresi militer Israel terhadap Lebanon dan Palestina sekaligus mengimbangi kebijakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), demikian penegasan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dien Syamsuddin. "Kita harus bisa meyakinkan Malaysia, Brunei dan negara lainnya, misalnya yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk menggalang kekuatan baru sebagai penyeimbang PBB yang tidak efektif," kata Dien di Jakarta, Senin malam. Kekuatan baru itu, menurut Dien, harus mampu melancarkan mosi tidak percaya terhadap PBB, bahkan jika perlu keluar dari organisasi perdamaian dunia itu. "Karena, jika tidak begitu, maka kita hanya akan berhadapan dengan lembaga internasional yang tidak efektif dan dipengaruhi oleh negara adikuasa," kata dia. Menurut dia, selama AS masih terus memberikan dukungan politik dan ekonomi terhadap Israel, maka Israel akan terus melancarkan agresi militer dan membangkang terhadap resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB. Dia mengatakan, keputusan PBB untuk mengeluarkan resolusi Nomor 1701 mengenai pemberlakuan gencatan senjata sudah sangat terlambat, apalagi Israel kini justru melanggar gencatan senjata yang baru berumur seminggu itu. "Resolusi gencatan senjata yang dikeluarkan PBB sangat terlambat, sebab sudah banyak korban jiwa yang berjatuhan, belum lagi kerusakan infrastruktur yang menimbulkan kerugian besar bagi Lebanon," kata dia. Ia menambahkan, seharusnya PBB memberikan sanksi tegas terhadap Israel yang terus menyerang dan membombardir Lebanon karena hal itu merupakan kejahatan perang dan tidak cukup diselesaikan dengan resolusi saja. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006