Riyadh (ANTARA News) - Pasukan keamanan Arab Saudi terlibat baku-tembak dengan tersangka anggota kelompok garis keras di tepi Laut Merah, Jeddah, Senin, setelah mengepung gerilyawan tersebut di satu bangunan, kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi. Tersangka itu berlindung di satu rumah warga di permukiman Al-Jamea setelah pasukan keamanan memburu mreka di kota tersebut, kata jurubicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, Jenderal Mansur At-Turki. Beberapa pria bersenjata melepaskan tembakan ke arah personil polisi dari bangunan tersebut. Pasukan keamanan membalas dan mengepung bangunan itu dalam upaya menangkap mereka hidup-hidup, kata jurubicara tersebut. Ia tak dapat menyebutkan jumlah tersangka yang terlibat, dan mengatakan tidak jelas apakah ada pria lain bersenjata di dalam bangunan itu selain mereka yang mulanya diburu oleh pasukan keamanan. Arab Saudi, yang kaya akan minyak, telah memerangi tersangka anggota Al-Qaeda yang telah melancarkan serangkaian pemboman dan penembakan, banyak di antaranya ditujukan pada orang asing, selama tiga tahun terakhir atau lebih. Itu adalah bentrokan pertama yang dilaporkan dalam dua bulan. Pada 23 Juni, seorang personil polisi dan enam tersangka anggota kelompok fanatik tewas dalam baku-tembak di ibukota negeri tersebut, Riyadh. At-Turki mengatakan penduduk telah diungsikan dari bangunan di sekitar tempat baku-tembak oleh pasukan keamanan. Belum jepas apakah ada korban jiwa, katanya. Pasukan keamanan telah terlibat dalam berbagai baku-tembak dengan tersangka anggota kelompok garis keras. Ratusan tersangka telah ditangkap dan satu-demi-satu tersangka komandan Al-Qaeda di Kerajaan tersebut disingkirkan. Sedikitnya 90 warga sipil, 55 personil keamanan dan 136 anggota kelompok fanatik, menurut keterangan resmi terakhir, telah tewas sejak kerusuhan meletus pada Mei 2003. Ratusan orang lagi telah cedera. Pasukan Arab Saudi pada Februari menggagalkan rencana untuk meledakkan instalasi pemrosesan minyak terbesar di dunia di Provinsi Timur, upaya serangan pertama terhadap prasarana penting minyak di Arab Saudi. Suatu pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan mingguan kabinet di Jeddah, Senin, memuji "keberhasilan-demi-keberhasilan dinas keamanan ... dalam memburu (para pelaku) operasi teror dan melancarkan serangan lebih dulu terhadap mereka". Harian yang berpusat di Jeddah, Okaz, melaporkan pasukan keamanan menangkap enam tersangka di kota tersebut dalam operasi "untuk mendahului" Ahad, termasuk satu orang yang bertabrakan dengan patroli pasukan keamanan setelah gagal mematuhi perintah untuk menghentikan mobilnya. Salah satu di antara keenam orang itu adalah warganegara Yaman, kata surat kabar itu. Konsulat AS di Jeddah diserbu tersangka anggota kelompok fanatik dalam satu serangan pada Desember 2004, yang menewaskan lima staf non-Amerika dan beberapa kontraktor, serta empat pria bersenjata. Pada Mei tahun ini, pasukan keamanan menangkap serorang pria bersenjata setelah ia melepaskan tembakan ke konsulat tersebut dalam serangan lain yang tak merenggut korban, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006