Palu (ANTARA News) - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zoelva, mengakui aparat keamanan di lembaganya kecolongan sehingga terjadi insiden penyerangan di ruang sidang konstitusi, Kamis (14/11).

"Kemarin itu kecolongan. Sebelumnya keributan di ruang lobi MK bisa diredam hingga tidak sampai ke ruang sidang," ujarnya di sela-sela kunjungan kerja di Kota Palu, Sabtu.

Dia mengatakan, insiden itu berawal dari ruang lobi MK, namun akhirnya belasan orang perusuh itu bisa menerobos masuk ruang sidang hingga membuat kacau acara persidangan.

Perusuh kemudian membuat onar dengan merusak sejumlah fasilitas di ruang sidang, dan sebagian berdiri di atas meja.

Melihat itu, hakim segera menghentikan sidang, agar pihak keamanan bisa mengamankan suasana.

Di dalam ruang sidang rapat pleno putusan hasil sengketa Pilkada Maluku Utara itu sudah terdapat pengunjung namun bisa menghormati proses sidang.

"Jadi, bukan orang di dalam ruang sidang yang rusuh," katanya.

Hamdan Zoelva menyatakan, pihaknya akan memperketat pengamanan setelah terjadi keributan di ruang sidang beberapa hari lalu.

Peningkatan pengamanan itu, menurut dia, berupa pembatasan pengunjung di ruang sidang, serta melakukan identifikasi pengunjung secara menyeluruh.

Pengunjung di MK nantinya akan diminta menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP), dan selanjutnya diberi kartu nama sebagai pengganti identitas.

Selain itu, ruang lobi di luar sidang akan disterilkan agar tidak ramai lagi seperti selama ini. Adapun polisi sudah menangkap sejumlah tersangka pembuat onar di ruang sidang MK, demikian Hamdan Zoelva. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2013