Medan (ANTARA News) - Masa tanggap darurat akibat letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara diperpanjang hingga 24 November 2013 karena tingginya aktivitas gunung berapi itu.

Dalam pesan singkat yang diterima di Medan, Selasa malam, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tanggap darurat dengan mengevakuasi warga itu dimaksudkan untuk menghindari korban jiwa.

Selain potensi erupsi yang masih tinggi, Gunung Sinabung sering menyebabkan gempa vulkanik, gempa hembusan, gempa vulkanik dangkal, dan tremor terus-menerus.

Sebagai antisipasi, unsur TNI bersama petugas terkait merencanakan rute dan tempat penampungan bagi warga desa yang belum diungsikan jika terjadi kondisi yang membahayakan.

Hingga Selasa sore ini, jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut mencapai 6.211 jiwa atau 1.990 kepala keluarga yang ditempatkan di 16 lokasi pengungsian.

Ke-16 lokasi pengungsian itu Los Pekan Tiganderket (940 jiwa), GBKP Payung (314 jiwa ), Mesjid Payung (111 jiwa ), Los Namanteran (500 jiwa ), episentrum (443 jiwa ), GBKP Simpang Empat (385 jiwa ), dan Mesjid Istiqrar Berastagi (229 jiwa ).

Kemudian, Gedung Serba Guna KNPI Karo (484 jiwa ), Klasis GBKP (317 jiwa ), GBKP Kota (807 jiwa ), Paroki Jalan Irian (573 jiwa ), Mesjid Agung (509 jiwa ), GPdI Indokum Siroga Simpang Empat (156 jiwa ), GBKP Simpang Katepul (253 jiwa ), GBKP Asrama Kodim (132 jiwa ), dan Kantor ASAP (54 Jiwa ).

Sedangkan anak-anak sekolah yang ikut mengungsi diikutsertakan dalam pendidikan di sekolah terdekat.

Bertambahnya jumlah pengungsi tersebut karena takut dengan erupsi yang makin besar, terutama erupsi yang terjadi pada Senin (18/11) pagi, pukul 07.04 WIB dengan ketinggian sekitar 8.000 meter.

Erupsi tersebut juga memunculkan hujan abu yang sampai hingga kawasan Kabupaten Tapaktuan, Provinsi Aceh sesuai laporan dari BMKG Wilayah I Medan. (*)

Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013