Beijing (ANTARA News) - Cina membantah telah mengekspor senjata ke Hizbullah, kata seorang diplomat senior, Selasa, meski ia tidak menutup kemungkinan kelompok pejuang Lebanon itu telah mendapat senjata Cina dari pihak ketiga. Sun Bigan, utusan khusus Cina untuk Timur Tengah, mengatakan hal itu ketika dimintai tanggapannya atas berita-berita di surat kabar yang menduga Hizbullah telah menggunakan senjata dari Iran yang teknologinya sebenarnya berasal dari Cina. "Saya kira informasi atau berita tersebut tidak tepat tentang penggunaan senjata Cina dalam perang antara Lebanon dan Israel," kata Sun saat menjelaskan hasil kunjungannya baru-baru ini ke Timur Tengah. "Saya telah mencatat laporan itu. Informasinya sendiri tidak mendasar. Cina menjalin beberapa perdagangan senjata secara normal dengan beberapa negara. Namun, perdagangan senjata itu dilakukan dengan negara berdaulat. Cina tidak memasok senjata kepada organisasi-organisasi, kelompok-kelompok atau partai-partai (politik)," sambungnya dikutip AFP. Hizbullah melepaskan sebuah rudal ke arah kapal perang Israel 14 Juli sehingga menewaskan empat tentara. Pada waktu itu angkatan darat Israel mengatakan rudal tersebut termasuk rudal anti kapal C-802 yang dikendalikan radar yang dikembangkan Iran dengan teknologi Cina. Sun mengatakan ia belum melihat rudal-rudal tersebut dan ia bukan seorang ahli senjata, namun dapat mengomentari hal itu berdasarkan kebijakan Cina. "Sesuai kebijakan Cina, tidak mungkin bagi kami menjual rudal ke Hizbullah," kata Sun. Ia menambahkan jika senjata-senjata itu dikirim ke negara lain, Cina akan merasa "sangat prihatin", namun sejauh yang ia ketahui, Beijing selama ini belum melakukan investigasi ke arah itu.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006