Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai untuk merealisasikan percepatan program hilirisasi di sektor mineral memerlukan komitmen bersama antara pemerintah, Kadin dan DPR.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur dalam siaran pers Kadin yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, program hilirisasi mineral dapat menciptakan nilai tambah yang tinggi dan memiliki efek ganda yang besar terhadap Indonesia.

Dikatakannya, selama ini potensi mineral sangat besar, tapi potensi ini belum diolah dengan baik.

Dia mengatakan, pentingnya membangun industri pengolahan dan pemurnian (smelter) adalah untuk kepentingan Indonesia sebagai negara industri yang selama ini struktur industri nasional kurang sehat karena besarnya impor bahan baku dan ketergantungan terhadap negara lain.

"Kita berharap saat Indonesia bangkit sebagai negara industri besar di dunia nantinya, Indonesia punya cadangan minerba dan industri pengolahan yang menunjang, " kata Natsir.

Pembangunan smelter oleh pengusaha, kata dia,  merupakan wujud kongkrit pengusaha untuk membangun Indonesia sebagai negara industri, dan hal tersebut perlu dipahami oleh bangsa ini yang kaya akan sumber daya mineral.  

"Kita bisa fokus pada smelter  tembaga, emas, aluminium, nikel, besi, jika perlu smelter uranium, tetapi masih ada yang menganjal terhadap program hilirisasi minerba ini yang memerlukan perbaikan bersama," katanya.

Dia menjelaskan, membangun smelter membutuhkan waktu lima tahun mulai dari perencanaan sampai produksi awal. Oleh karena itu masih ada waktu membenahi regulasi dan UU yang mendukung program hilirisasi, karena pembangunan smelter sifatnya jangka panjang, bermodal besar dan berteknologi tinggi.
 
"Ini untuk kepentingan bangsa yang efek kebawahnya juga akan dinikmati oleh bangsa Indonesia, Kadin berharap pembangunan smelter ini perlu dipercepat," katanya.(*)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013