Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia (World Bank/WB) menyesalkan kebijakan Pemerintah Indonesia, karena menurunkan alokasi anggaran pengendalian flu burung (Avian Influenza/AI) dari 54,4 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun anggaran 2006 menjadi 46,5 juta dolar AS pada 2007. "Anggaran yang dibutuhkan 250 juta dolar AS per tahun, tapi hingga saat ini pemerintah masih mengalokasikan anggaran di bawah 100 juta dolar AS, dan sayangnya itu pun semakin diturunkan," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Andrew Steer, di Jakarta, Kamis. Usai pertemuan antara Pemerintah RI dengan mitra kunci dalam pengendalian flu burung itu, Steer mengemukakan, Indonesia harus bekerja lebih keras dan mengalokasikan lebih banyak anggaran dalam menanggulangi penyakit mematikan yang ditularkan melalui unggas tersebut, mengingat hingga saat ini AI masih menjadi ancaman. Sebanyak 29 dari 33 provinsi di Indonesia telah menjadi daerah endemi infeksi virus AI pada unggas dan kasus infeksi virus flu burung ke manusia masih terus bermunculan secara sporadis di berbagai daerah, serta jumlah pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus H5N1 total sebanyak 62 orang, yang 47 diantaranya meninggal dunia. "Situasinya sudah jelas, yakni bahwa kasusnya meningkat, karena itu seharusnya jumlah alokasi anggarannya juga ditingkatkan," ujarnya. Lebih lanjut, Steer menegaskan, tindakan itu harus dilakukan, karena infeksi virus flu burung tidak hanya mengancam keselamatan jiwa manusia, namun juga mengancam pertumbuhan ekonomi. "Avian Influenza juga berdampak pada perekonomian, karenanya hal ini juga berpengaruh pada iklim investasi dan pariwisata," katanya. Dengan demikian, ia menilai, kemampuan Pemerintah Indonesia untuk mengendalikan infeksi virus flu burung tidak saja akan meminimalkan jumlah korban akibat penyakit itu, namun juga meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia yang secara otomatis akan berdampak positif pada iklim investasi dan pariwisata. Oleh karena itu, ia berharap, Pemerintah Indonesia dapat meningkatkan alokasi anggaran untuk pengendalian flu burung, serta menggiatkan upaya pengendalian AI di wilayahnya. "Pertemuan ini sangat positif. Tiga bulan lagi semoga kondisinya lebih baik. Persepsinya juga diharapkan lebih baik dari sekarang. Kami akan memberikan dukungan, baik yang berupa bantuan teknis atau yang lainnya," kata Steer. Ia pun mengaharapkan, Pemerintah Indonesia menyusun rencana terinci mengenai kebutuhan finansial untuk pengendalian infeksi virus flu burung, agar lembaga donor bisa membantu mengurangi beban anggarannya. "Kita menyarankan pemerintah, agar membuat rencana finansial secara terinci yang saat ini belum ada, agar jelas pembagian bebannya," demikian Andrew Steer. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006