Jakarta (ANTARA News) - PT Adhi Karya Persero menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp570 miliar pada tahun 2014, tumbuh 42,5 persen dari proyeksi laba tahun 2013 sebesar Rp400 miliar.

"Tahun 2014 menjadi tahun lompatan bisnis bagi Adhi Karya, karena pertumbuhan kinerja keuangan yang signifikan terus berlanjut," kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan di Jakarta, Sabtu.

Menurut Kiswodarmawan, pada tahun 2012, laba bersih masih sebesar Rp211 miliar, tahun 2013 diproyeksikan mencapai sekitar Rp400 miliar, sedangkan tahun 2014 ditargetkan menembus Rp570 miliar.

Ia menjelaskan pada 2014 perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp11,7 triliun yang diperoleh dari tiga bisnis utama yaitu jasa konstruksi, kontraktor EPC (Engineering Procurement and Construction) dan bisnis property realty.

Pada 2014, sederet kontrak yang dikerjakan Adhi Karya antara lain masuk dalam konsorsium proyek pembangunan Jakarta Eco Transport Monorail (JET Monorail) bersama dengan PT Jakarta Monorail, pembangunan monorel Bekasi-Cawang, Cibubur-Cawang dan Cawang-Kuningan.

Selanjutnya pembangunan monorel untuk terminal peti kemas di Pelabuhan Teluk Lamong Tanjung Perak, Surabaya, pembangunan tower pembangkit listrik di Bandara Soekarno-Hatta.

Proyek lainnya yang juga gencar digarap Adhi Karya adalah pada bisnis properti dan real estat, seperti pembangunan hotel, apartemen dan kondominium seperti di Jakarta (Iskandarsyah, Blok M), Medan (Jalan Dr Mansyur) dan di Bekasi Timur.

Meski begitu, Kiswodarmawan tidak merinci lebih lanjut nilai masing-masing proyek yang dikerjakan pada tahun 2014.

Ia hanya menjelaskan bahwa tahun 2014 Adhi Karya meraih nilai kontrak proyek sekitar Rp21 triliun, melonjak dibanding kontrak baru tahun 2013 yang akan mencapai sekitar Rp11,7 triliun.

Sementara itu, Direktur Keuangan Adhi Karya, Supardi mengatakan secara keseluruhan pendapatan Adhi Karya terbesar masih disumbang bisnis jasa konstruksi sebesar Rp9,9 triliun, disusul jasa properti dan real estat sebesar Rp1,6 triliun, selanjutnya bisnis jasa kontraktor EPC sekitar Rp1,3 triliun, bisnis pabrik beton (precast) sebesar Rp800 miliar.

"Sebanyak 60 persen pendapatan Adhi Karya disumbang bisnis jasa konstruksi, selebihnya 40 persen dari jasa pengembangna lainnya," kata Supardi.

Pada tahun 2014 perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp800 miliar, meningkat dibanding capex tahun 2013 sekitar Rp650 miliar.

Capex akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis properti dan real estat sebesar Rp496 miliar, untuk pengerjaan proyek monorel dan EPC sekitar Rp257 miliar, serta pengembangan bisnis pabrik beton sebesar Rp102 miliar.

"Sumber pendanaan capex sementara ini masih dibiayai dari internal kas perseroan," kata Supardi.***3***


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2013