Malang (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), DR Miranda D. Goeltom, mengakui bahwa masih sulit untuk menerapkan program manajemen pengetahuan (knowledge management) di Indonesia, karena banyak kendala yang dihadapi, termasuk budaya. "Selain budaya masih ada beberapa kendala lain diantaranya pola pikir masyarakat, termasuk para pejabat pemerintah dan kalangan pengusaha, sehingga penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management) sangat sulit," katanya usai Seminar "Knowledge Management: Antara Kebutuhan dan Realita" yang diselenggarakan BI Malang, Jumat. Menurut dia, berbagai kalangan, termasuk pemerintah (birokrat) maupun perusahaan dan akademisi harus mulai berpikir ekonomis yang berbasis pada pengetahuan yang kini mulai diterapkan di kawasan Asia. Dari ratusan, bahkan ribuan, instansi swasta maupun pemerintah di Indonesia, katanya, baru beberapa yang menerapkan manajemen pengetahuan sebagai kunci dari seluruh kegiatannya, sehingga kondisi itu cukup memprihatinkan. Sementara itu, Hendry Ma`ruf dari Dunamis Organization Service mengemukakan, organisasi di Indonesia masih sangat jarang menggunakan pendekatan manajemen pengetahuan, karena pendekatan itu bisa dijalankan bila Chief Executive Officer (CEO) organisasi tersebut memahami pentingnya pengetahuan sebagai pengembangan yang kompetitif. Sejumlah perusahaan nasional yang telah menerapkan konsep manajemen pengetahuan, menurut dia, antara lain Astra Internasional, Bank Danamon, Bank Indonesia, Bank Niaga, PT.Bintang Toejoe, Kelompok Kompas-Gramedia (KKG) dan Telkom. Padahal, lanjutnya, dengan menerapkan pendekatan manajemen pengetahuan, organisasi dapat memproses penciptaan pengetahuan dan mengintegrasikan dalam proses bisnis atau organisasi sehari-hari guna menjadi organisasi yang berkelas dunia. "Sekarang ini, mau tidak mau kita sudah mulai berpikir semua aspek harus mengacu pada pendekatan manajemen pengetahuan, agar tidak tertinggal dari negara-negara tetangga terdekat yang hampir seluruhnya menerapkan pendekatan tersebut," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006