Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 300 orang yang bergabung dalam Solidaritas Masyarakat Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur, Sabtu, melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka Jakarta untuk menolak hukuman mati bagi Fabianus Tibo dan kawan-kawannya. Penolakan tersebut didasarkan atas penilaian mereka bahwa proses persidangan para terpidana kasus kerusuhan Poso tersebut tidak transparan. "Selain menolak hukuman mati (bagi Tibo dan kawan-kawan), kami juga mempersoalkan peradilan kasus Poso yang prosesnya kami nilai tidak adil," kata Boni, salah seorang yang berunjuk rasa itu. Boni yang mengaku mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara tersebut menjelaskan proses tidak transparan yang mereka maksud adalah persidangan kasus kerusuhan Poso terkesan tertutup pada tahap awal dan baru terbuka pada akhir persidangan menjelang vonis. "Proses hukum juga tidak adil karena Tibo dan kawan-kawan didampingi pengacara yang disediakan oleh pemerintah," kata Boni. Massa yang berjumlah 300 orang tersebut berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia sekitar pukul 10.00 WIB dan bergerak menuju Istana Merdeka. Selain berjalan kaki mereka juga diiringi sejumlah kendaraan, sementara aparat keamanan dari Kepolisian tampak mengawasi dan berjaga-jaga. Selama perjalanan menuju ke Istana Merdeka, massa berorasi sejenak setiap kali melintasi gedung pemerintahan, seperti Bank Indonesia, Departemen Pertahanan dan Kantor Menko Polkam. Dalam orasinya, mereka meminta pemerintah mengubah putusannya dan kembali membuka pengusutan kasus Poso secara transparan dan adil.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006