Pontianak (ANTARA News) - Sebagian Kota Pontianak terendam air pasang Sungai Kapuas yang mulai tinggi sejak beberapa hari terakhir, pada kedalaman 10-20 centimeter dari permukaan tanah. 

Dari pantauan di lapangan, air mulai menggenangi Jalan Tanjungpura depan Hotel Muslim Pontianak sejak pukul 09.00 WIB yang hingga kini terus berlangsung dengan ketinggian sekitar 20 centimeter di sepanjang 150 meter ruas jalan utama kota itu.

"Kami harus berhati-hati mengendarai sepeda motor agar tidak sampai macet kerena terendam air," kata Yudi, salah seorang pengendara kendaraan roda dua saat melintasi Jalan Tanjungpura Pontianak.

Selain menggenangi ruas Jalan Tanjungpura, air pasang Sungai Kapuas juga merendam sejumlah ruas jalan di pinggiran sungai itu dengan ketinggian bervariasi.

Junadi salah seorang warga Komplek Karet Indah, Jalan Komodor Yos Sudarso, mengatakan, air pasang yang cukup tinggi itu masuk ke halaman rumah dan jalan di kompleknya dengan ketinggian sekitar 30 centimeter.

Warga setempat banyak yang sudah meninggikan lantai rumah mereka hingga 50 centimeter dari ketinggian awal; dan itupun masih terendam air limpasan arus pasang Sungai Kapuas itu. 

Kota Pontianak sebagian besar terletak di delta Sungai Kapuas, salah satu "sungai purba" di Tanah Air yang masih eksis hingga kini. Keragaman topografinya relatif homogen, yaitu mendatar tanpa perbukitan berarti. 

Tanah alluvial dengan kandungan bahan organik dominan (tanah gambut) yang melingkupi hampir semua Kota Pontianak dan wilayah hilir DAS Sungai Kapuas memiliki kekhasan tersendiri, yaitu daya serap airnya sangat tergantung pada kerapatan dan keragaman vegetasi di atasnya. 

Artinya, tanpa vegetasi memadai, maka tanah alluvial itu cenderung melewatkan air begitu saja tanpa meresapkannya secara cukup untuk "disimpan" di dalam tanah. Jika vegetasinya sudah hilang dan tanah terlanjur kering maka karakteristik fisika dan kimia tanah alluvial dan gambut itu berubah menjadi "menolak" air akibat kandungan pseudolignin-nya. 

Pewarta: Andilala
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013