Sumbawa Barat, NTB (ANTARA) - Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memberikan dukungan kepada Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, untuk mencapai lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).

Spesialis Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH) UNICEF Indonesia Muhammad Zainal, Jumat, mengatakan dukungan yang diberikan berupa pelatihan pelaksana sanitasi dan penggerak masyarakat.

Selain itu, badan PBB itu memberikan asistensi teknis kepada pemerintah daerah, desa, dan puskesmas mulai dari asesmen, perencanaan, advokasi, pelaksanaan monitoring dan evaluasi terkait WASH.

Advokasi yang dilakukan adalah tentang pencapaian buang air besar nol (BASNO) di Nusa Tenggara Barat agar terwujud penghentian kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) 100 persen, dan optimalisasi pengelolaan sanitasi aman di kabupaten tersebut.

"Yang menarik dari fakta data yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan, itu menunjukkan penurunan angka penyakit berbasis lingkungan," ujar Zainal.

Berdasarkan data capaian program Kabupaten Sumbawa Barat terhadap penurunan penyakit berbasis lingkungan, pada data awal 2016 dan terakhir  2022, penurunan angka diare sebesar 70,99 persen, disentri 56,50 persen dan malaria 63,23 persen.

Sementara, penyakit demam tifoid dan pneumonia turun 100 persen. Total penurunan secara keseluruhan sebesar 5,492 kasus.

Zainal juga menyebutkan angka stunting atau tengkes di wilayah tersebut menurun drastis.

Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI), angka tengkes dari tahun 2019 sebesar 33,40 persen pada tahun 2023 menjadi 10,5 persen.

Dukungan UNICEF salah satunya terlihat pada Desa Sermong, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat. Para warga setempat berkomitmen menerapkan sanitasi aman dan pengolahan limbah rumah tangga.

Kepala Desa Sermong, Rodisi, mengatakan warganya membangun sanitasi aman dengan bergotong-royong. Tiap rumah memiliki saluran resapan air, dan tangki septik, sehingga limbah cair rumah tangga tidak mengalir langsung ke drainase.

Tiap limbah cair rumah tangga akan disedot oleh petugas instalasi pengolahan lumpur tinja, untuk kemudian diolah menjadi pupuk yang menyuburkan perbukitan.

Saluran drainase warga cenderung kering, dan dipersiapkan untuk mengalirkan air apabila terjadi hujan deras.

Selain itu, warga terbiasa mengumpulkan sampah dan menyimpannya di belakang rumah sebelum ada penjemputan sampah, agar lingkungan permukiman tampak rapi.

Dukungan UNICEF untuk kegiatan STBM dilakukan untuk menyambut Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) yang akan diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Selain mengangkat tema "Water for Shared Prosperity,” WWF ke-10 akan fokus membahas empat aspek, yaitu konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.

Forum itu juga akan membahas berbagai praktik baik dalam pengupayaan ketahanan air, termasuk STBM yang sudah diimplementasikan oleh pemerintah  Sumbawa Barat.
 
Lingkungan drainase kering Desa Sermong, Kabupaten Sumbawa Barat, Kamis (2/5/2024). (ANTARA/Devi Nindy)

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2024