Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menargetkan normalisasi Waduk Melati di Jakarta Pusat selesai dalam dua tahun, setelah proyek tersebut lima tahun tertunda pengerjaannya.

"Proses pengerjaannya kita ingin setahun tapi gak bisa yaudah dua tahun aja," kata Jokowi saat meletakkan tiang pancang (groundbreaking) normalisasi sungai dan waduk dalam proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) paket 1 yang dimulai di Waduk Melati, Jakarta Pusat, Rabu.

Jokowi menegaskan dalam pengerjaan proyek tersebut dirinya tidak mau mundur lagi.

"Ini sudah sepakat kan dikerjain dua tahun, kita harus ngerti proses perencanannya sudah berjalan lima tahun yang lalu, seharusnya 2009 sudah dimulai tapi kan mundar mundur mundar mundur, kalau tidak segera dimulai ini akan mulai dari nol lagi. Saya putuskan dan segera dimulai karena saya tidak mau mundur lagi, hanya itu saja," kata Jokowi.

Proyek pengerjaan untuk JEDI Paket 1 yang meliputi Kali Ciliwung- Gunung Sahari Drain - Waduk Melati- Saluran Gesik dan Cideng Hulu di Waduk Melati, Jakarta Pusat beranggaran Rp284 miliar.

"Total semuanya sekitar Rp1 triliun," kata Jokowi. Dana tersebut berasal dari Bank Dunia.

Terkait relokasi warga, Jokowi meyakinkan tidak akan ada masalah dan akan dilakukan dengan cara seperti yang sudah dilakukan sebelumnya di Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio.

"Waktunya sudah termasuk dua tahun itu, relokasi gak ada masalah," kata Jokowi.

Normalisasi bertujuan mengurangi dampak banjir tahunan di kawasan DKI Jakarta. Paket kegiatan dibagi menjadi tujuh paket.

Selain mengerjakan Paket 1, Pemda DKI Jakarta juga mengerjakan dua paket lain yaitu Paket 4 Kali Sentiong-sunter-Waduk Sunter- Waduk Sunter Selatan- Waduk Sunter Timur III dan paket 7 yaitu Kali sekertaris, Kali Jelankeng- Pakin- Kali besar- Kali Krukut Cideng.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2013