Marmaris, Turki (ANTARA News) - Empat bom meledak di daerah wisata tepi pantai Turki dan di Istambul, mencederai 27 orang termasuk 10 wisatawan Inggris, kata pihak berwenang, Senin. Sepuluh wisatawan Inggris dan enam Turki cedera ketika minibus mereka meledak di sebuah jalan utama yang padat dengan bar dan restoran di Marmaris. di pantai Laut Tengah. Empat warga Inggris berada dalam perawatan intensif. Tidak ada segera yang mengaku bertanggungjawab. Seorang perwira polisi Marmaris, yang menolak disebutkan namanya, mengemukakan kepada Reuters 21 orang cedera di kota turis yang ramai itu, 16 orang di dalam minibus itu dan lima orang yang luka-luka akibat dua bom lainnya. Semua tiga ledakan itu terjadi dalam 15 menit. Pejabat itu mengatakan ia menduga kelompok separatis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) berada di belakang serangan-serangan itu. Tiga bom di Marmaris meledak antara Minggu tengah malam dan pukul 00:15 waktu setempat (04:15 WIB) Senin sementara ledakan di Istambul, yang mencederai enam orang terjadi pukul 2130 waktu setempat. Kepala kepolisian Istambul Celalettin Cerrah mengatakan enam orang sedang lewat di lokasi ledakan itu cedera ketika sebuah bom meledak di satu jalan dekat sebuah sekolah di distrik Bagcilar kota terbesar Turki. Para ahli penjinak bom polisi yang mengenakan seragam putih melakukan penyelidikan di lokasi-lokasi ledakan. Marmaris adalah daerah wisata yang populer dengan banyak dikunjungi wisatawan Eropa dan Rusia serta Turki. Sekitar 1,8 juta warga Inggris diharapkan akan mengunjungi Turki tahun ini, sebagian besara ke pantai negara itu. Industri turis merupakan andalan ekonomi Turki dan diharapkan dapat menarik 20 miliar dolar dalam pendapatan dan menyerap 26 juta pengunjung tahun ini. Tapi ledakan-ledakan bom tahun ini merusak perolehan mata uang asing. Separatis Kurdi, kelompok kiri dan Islam melancarkan serangan-serangan bom di masa lalu. Tahun lalu lima ornag tewas termasuk seorang wanita Inggris dan seorang wanita Irlandia, ketika sebuah bom yang dilemparkan ke sebuah minibus di sebuah daerah wisata. Ledakan-ledakan terbaru itu terjadi dua hari setelah dua buah meledak di kota Adana, Turki selatan,yang mencederai empat orang. PKK melancarkan pemberontakan separatis tahun 1984. Turki, seperti halnya AS dan Uni Eropa, menganggap kelompok itu satu organisasi teroris dan menyalahkannya atas tewasnya lebih dari 30.000 orang.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006