Sidoarjo (ANTARA News) - Bencana luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. hingga kini telah merusak ratusan hektar sawah dan lahan pertanian di Sidoarjo yang merambah 15 desa, diantaranya Sentul, Mindi, dan Kedung Cangkring, Kecamatan Jabon. Koordinator Tim Satlak Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo, Farid Wajdi, ketika ditemui di Sidoarjo, Senin, menyatakan dari 15 desa itu, ada empat desa menempati urutan teratas, yakni Desa Sentul berupa sawah seluas 25 ha dan yang terancam 144 ha, Desa Renokenongo seluas 60,85 ha dan yang terancam 34,34 ha, Desa Mindi berupa lahan tebu seluas 22,10 ha dan Desa Kedungcangkring seluas 19,90 ha. Selain merusak lahan sawah, lahan tanaman hortikultura di Desa Ketegan berupa blewah, gambas seluas empas ha dan di Desa Ketapang seluas empat ha. Sedangkan tanaman ketimun di Desa Renokonongo seluas lima ha dan Desa Glagaharum seluas 15 ha. Saat ini, pihak Satlak Pertanian Kabupaten Sidoarjo dengan dibantu Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) terus melakukan pemantauan secara kontinyu dengan membagi wilayah, yaitu di Kecamatan Porong tiga wilayah, Kecamatan Tanggulangin dua wilayah dan Kecamatan Jabon tiga wilayah. Tentang perhitungan ganti rugi terhadap lahan sawah yang terkena luberan lumpur, Lapindo Brantas Inc telah menghitung, dimana setiap hektar gabah kering giling (GKG) dihitung empat ton dengan harga per ton Rp1,8 juta. Sedang untuk lahan tebu setiap hektar diberi harga Rp26.082.000 (penanaman pertama) dan Rp21.735.000 per-ha untuk penanaman kedua dan ketiga.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006