Tokyo (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menyatakan harapannya agar kunjungan Komisi VII DPR RI ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi bisa memberikan gambaran tentang pengolahan energi nuklir.

Heri mengatakan bahwa kunjungan tersebut bisa memberikan wawasan secara langsung tentang upaya Jepang membangun kembali kepercayaan publik terhadap energi nuklir sebagai bagian dari bauran energi.

"Ini memang tantangan tersendiri,” kata Heri dalam pertemuan dengan Komisi VII di Tokyo seperti dikutip dalam keterangan dari Kedutaan Besar RI pada Kamis.

Indonesia berencana untuk mengembangkan nuklir sebagai salah satu bauran energi, kata dia.

Pengolahan energi nuklir merupakan salah satu bauran energi atau energi primer gabungan yang terdiri dari minyak, gas bumi, batu bara, energi baru, dan energi terbarukan.

Dia juga memaparkan kerja sama Indonesia-Jepang dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC), termasuk 78 proyek terkait AZEC di Indonesia.

Salah satu proyek itu adalah proyek instalasi sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di berbagai lokasi di Indonesia.

Heri menekankan pentingnya kerja sama dalam kerangka AZEC karena terkait tantangan perubahan iklim global.

Indonesia memerlukan tindakan yang tepat untuk mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca secara bertahap, sesuai komitmen dalam Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC). Net Zero Emission (NZE) secara nasional ditargetkan dapat dicapai pada 2060.

"Namun, kita harus yakin dan berkomitmen untuk mencapai target NZE lebih cepat, pada 2050,” katanya, menambahkan.

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia dapat menyusun kebijakan yang dapat menjaga akselerasi Indonesia mencapai NZE pada 2060 dengan bauran energi yang dirancang secermat mungkin.

"Sangat menarik, ya," kata dia, merujuk pada upaya Jepang menurunkan tingkat radiasi PLTN Fukushima Daichi ke level aman setelah bencana gempa dan tsunami pada 2011.

"Menjadi pelajaran berharga buat kita di Indonesia yang butuh energi banyak,” katanya.

Menurut Sugeng, nuklir adalah salah satu opsi untuk mencapai NZE di 2026. Dia mengaku mendapatkan masukan berharga untuk menyusun kebijakan nasional dari kunjungan tersebut.

“Kami percaya Jepang menawarkan peluang dan inovasi, termasuk investasi potensial, tidak hanya sektor energi tapi juga sektor ekonomi dan industri," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Aziz Muhammad, pakar energi sistem dan hidrogen asal Indonesia yang mengajar di University of Tokyo, memaparkan pengelolaan dan peluang pengembangan hidrogen di Indonesia.

Kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Jepang berlangsung pada 6-12 Mei. Selain ke PLTN Fukushima Daiichi, delegasi juga melakukan pertemuan dengan seorang pejabat kebijakan netralitas karbon di Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang.

Pertemuan itu membahas sejumlah topik, termasuk pengembangan energi terbarukan dalam kerangka AZEC dan penyusunan RUU Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).

Baca juga: Yayasan Jepang-Indonesia bantu dua sekolah rusak di Lamahala, Adonara
Baca juga: Dubes RI di Jepang temui pelajar Indonesia di Aichi, jajaki kolaborasi


 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024