Banjarmasin (ANTARA) -
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin Kalimantan Selatan memiliki pelayanan katerisasi otak atau Neurointervensi sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit stroke.
 
Direktur RSUD Ulin Banjarmasin Diauddin di Banjarmasin Sabtu mengatakan, RSUD milik Pemprov Kalsel ini dipercaya pemerintah pusat untuk melakukan pelayanan Katerisasi otak.
 
"Pemprov Kalsel dipercaya oleh pemerintah pusat untuk bisa memberikan salah satu pelayanan stroke tingkat lanjut untuk pencegahan penyakit stroke yang setara dengan rumah sakit nasional bahkan internasional," katanya.
 
Diauddin menjelaskan, dari awal dibuka hingga saat ini sudah ada 281 tindakan dilakukan dalam mengurangi angka penyakit stroke terjadi di masyarakat dan semua biaya ditanggung BPJS Kesehatan.
 
Diauddin mengatakan, tindakan ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, mengingat pengerjaannya tidak membutuhkan waktu yang lama seperti operasi terbuka pada umumnya.
 
"Ini merupakan rangkaian transformasi pelayanan kesehatan rujukan dari kementerian di antaranya kanker, jantung, stroke, urenopologi serta kesehatan ibu dan anak," katanya.
 
Karena itu, RSUD Ulin Banjarmasin berkomitmen sebagai rumah sakit daerah yang bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat di indonesia khususnya di provinsi tercinta ini.
 
"Ini merupakan amanah dari pusat bahwa rumah sakit yang ada di daerah harus bisa memberikan pelayanan kesehatan secara prima," katanya.
 
Dokter Spesialis Saraf & Ahli Neurologi Intervensi Staf Kelompok Staf Medis (KSM) Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ulin Banjarmasin Muhammad Welly Dafif menjelaskan, layanan katerisasi ini merupakan teknik terbaru untuk pencegahan stroke dan terapis stroke menggunakan kateter, sehingga bisa memeriksa penyakit.
 
"Layanan ini hampir sama dengan pemeriksaan katerisasi jantung. Namun, jika di jantung dipasang di lengan, sedangkan Kateterisasi otak di pasang di paha," katanya.
 
Dia menerangkan lagi, pelayanan ini memiliki angka komplikasi kurang dari dua persen dengan tindakan yang dilakukan hanya sayatan kecil 2-3 milimeter, serta masa penyembuhan maksimal dua hari.
 
"Alat yang di pasang pun hanya jarum kecil, alat kateter tersebut untuk melihat apakah di otak terdapat sumbatan atau tidak. Sehingga dari hasil tersebut maka dapat dilakukan penyembuhan, serta dapat mencegah kecacatan pasien stroke," demikian katanya.

Pewarta: Sukarli
Editor: M. Tohamaksun
COPYRIGHT © ANTARA 2024