Ramallah, Palestina (ANTARA) - Biro Pusat Statistik Palestina pada Minggu (12/5) merilis laporan mengenai kematian, penahanan, pembangunan permukiman dan pengambilan paksa tanah yang dilakukan Israel untuk menandai 76 tahun Nakba (Bencana Besar) yang terjadi pada 15 Mei 1948.

Sejak 7 Oktober, yang menjadi awal mula perang Israel-Hamas, setidaknya 35.034 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, dimana 14.944 diantaranya merupakan anak-anak dan 9.849 perempuan.

Selain itu, jasad sekitar 7.000 orang belum ditemukan. Di Tepi Barat sendiri, 492 warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan Israel dan pemukim Yahudi sejak 7 Oktober.

Hingga saat ini 134.000 warga Palestina dan Arab tewas baik di dalam maupun di luar Palestina.
Baca juga: Penasihat Presiden: Genosida oleh Israel ancam eksistensi Palestina

Penahanan

Menurut data Masyarakat Tahanan Palestina dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina, sekitar 1 juta orang ditahan sejak 1967.

Jumlah mereka yang ditahan di Tepi Barat saja telah mencapai 8.520 sejak 7 Oktober. Sebagian telah dibebaskan tetapi lainnya masih tetap ditahan.

Per akhir April, jumlah tahanan di penjara-penjara Israel mencapai 9.400 jiwa, termasuk 3.600 diantaranya ditahan tanpa menjalani persidangan.
Baca juga: Pemukim Israel ancam akan mengusir warga Palestina di Tepi Barat

Pemukiman ilegal

Per akhir 2022, jumlah pos pemeriksaan militer Israel dan permukiman di Tepi Barat mencapai 483 buah, dengan populasi pemukim mencapai 745.467 orang, terutama di Yerusalem.

Peningkatan signifikan terjadi pada pembangunan permukiman pada 2023, saat otoritas Israel menyetujui rencana pembangunan lebih dari 18.000 unit rumah, termasuk di Yerusalem.

Pada 2022, otoritas Israel menyita 26.000 hektare tanah warga Palestina di Tepi Barat, dan meningkat menjadi 50.526 hektare pada 2023.
Baca juga: Penghancuran sistematis Gaza sudah mengarah pembersihan etnis

Penghancuran dan serangan

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menghancurkan atau merusak dengan parah sebanyak 89.000 bangunan di Gaza, termasuk 104 di antaranya milik PBB.

Akibat kerusakan yang terjadi pada infrastruktur, jalanan, listrik, jaringan air, dan tanah pertanian, diperkirakan kerugian akibat perang di Gaza mencapai 30 miliar dolar AS (Rp482,4 triliun)

Di Tepi Barat, Israel menghancurkan sebagian atau seluruh 659 bangunan dan fasilitas pada 2023.

Selain itu, perintah penggusuran dikeluarkan untuk 1.333 fasilitas Palestina di lahan yang tidak memiliki izin.

Juga di 2023, pemukim Yahudi dan pasukan Israel melakukan 12.161 serangan terhadap warga Palestina dan harta benda mereka, mencakup 3.808 properti dan situs keagamaan, 707 lahan dan sumber daya alam, serta 7.646 serangan terhadap individu.

Serangan tersebut juga menyebabkan kerusakan terhadap sebanyak 21.700 pohon, 18.964 di antaranya adalah pohon zaitun.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Dubes Palestina: Indonesia selalu berdiri bersama Palestina
Baca juga: Presiden Palestina desak PBB tangguhkan keanggotaan Israel
Baca juga: Malaysia tegaskan komitmen pada Palestina di peringatan Hari Nakba

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2024