Jakarta (ANTARA News) - Lebih dari 2,1 miliar perangkat M2M (machine to machine) bakal saling terkoneksi pada 2020 seiring kemajuan pesat teknologi Internet.

Jumlah itu meningkat drastis dibanding 2012 yang tercatat hanya 0,11 miliar perangkat M2M saling terhubung, kata Country Head Infrastructure Services & Solutions (ISS) Fujitsu Indonesia, Mulia Dewi Karnadi, disela Fujitsu Media Gathering 2013 di Lombok, NTB, pekan lalu.

Meskipun sudah diterapkan di sebagian industri di dunia, koneksi M2M di Indonesia, menurut Mulia Dewi, masih menghadapi sejumlah kendala.

Kendala utamanya adalah belum tersedianya infrastruktur yang memadai seperti jaringan Internet cepat atau jaringan broadband berkecepatan tinggi.

Mulia Karnadi memperkirakan bahwa pada 2020 mendatang berbagai hal yang terkoneksi dengan Internet jumlahnya mencapai 50 miliar.

Dalam kondisi itu dibutuhkan ruang untuk IP address baru karena jumlah IP address akan tumbuh pesat mencapai sekitar 4,3 miliar.

Mengantisipasi perkembangan ke depan, kata Mulia Dewi, Fujitsu telah menetapkan visi teknologi dan layanan berdasarkan tiga hal, people (orang), information (informasi), dan teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

People berarti menciptakan inovasi melalui aktivitas-aktivitas orang, informasi diterjemahkan sebagai upaya memperdayakan komunitas bisnis dengan informasi, dan terakhir mengoptimalkan sistem ICT dari end to end.

Lebih lanjut, Mulia Dewi menyampaikan portfolio solusi ISS Fujitsu terkait kebutuhan layanan IT di masa mendatang, yang antara lain menyediakan solusi dan layanan infrastruktur, konsultasi IT & manajemen proyek, serta solusi industri & infrastruktur.

Target pasar Solusi ISS Fujitsu mencakup berbagai bidang, seperti energi, transportasi, sektor industri ritel dan makanan, kemudian kesehatan, lingkungan, hingga pendidikan.

Dalam sektor energi, Fujitsu telah menyediakan layanan solusi sistem pengelolaan energi yang efisien untuk rumah-rumah atau perkantoran di kawasan smart city.

Layanan itu memungkinkan seluruh pemanfaatan energi dapat dikelola secara otomatif, sebagai contoh, lampu-lampu atau perangkat elektronik lainnya akan menyala secara otomatis ketika penghuni memasuki rumah dan akan mati ketika penghuninya meninggalkan rumah.

Solusi itu membuat pemanfaatan energi menjadi lebih efisien dan tepat guna, tidak boros seperti sekarang di mana kadang-kadang orang membiarkan televisi atau lampu menyala meskipun rumah dalam keadaan kosong, demikian Mulia Dewi Karnadi.

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013