Yerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah melanjutkan pembangunan pemukiman menyusul laporan tekanan Amerika Serikat menjelang putaran baru pembebasan tahanan Palestina, pada bulan ini.

"Kami tidak akan berhenti, bahkan untuk sesaat, membangun negara kita dan menjadi kuat serta mengembangkan perusahaan permukiman," katanya kepada anggota faksi Likud sayap kanannya dalam tanggapan disiarkan radio militer, Kamis.

Tanggapan Netanyahu itu, yang disampaikan Rabu malam, terjadi saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, berjuang bagi kelangsungan perundingan perdamaian Israel dengan Palestina, yang diluncurkan pada akhir Juli tetapi mengalami ketegangan parah karena kegigihan pembangunan pemukiman Israel.

Pada Rabu malam, situs berita Haaretz melaporkan bahwa Kerry dan  pejabat tinggi lain Amerika Serikat mendesak Netanyahu dan kabinetnya berusaha maksimal menahan diri dari mengumumkan pembangunan permukiman baru, bersamaan pembebasan 26 tahanan veteran Palestina pada 29 Desember.

Dua putaran pembebasan tahanan sebelumnya pada Agustus dan Oktober telah disertai dengan pengumuman Israel untuk melakukan pembangunan permukiman terbaru di tanah Palestina yang inginkan untuk negara masa depan, sehingga memicu kemarahan mendalam di Ramallah.

Namun dalam sambutannya pada Rabu, Netanyahu tampil menolak tekanan dari Washington itu, dan menyalahkan tidak adanya perjanjian perdamaian mengenai penolakan Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi.

"Saya tahu bahwa orang-orang akan terus mengatakan kepada kita bahwa tidak ada perdamaian karena masih berlanjutnya pembangunan pemukiman, karena kehadiran kami di Yudea dan Samaria dan itu tidak benar," kata Perdana Menteri, menggunakan istilah Alkitab untuk Tepi Barat.

"Tidak ada damai sejahtera karena oposisi berkelanjutan untuk keberadaan tanah air bangsa Yahudi dalam batas-batas apapun, dan kami memiliki hak untuk bernegara sama seperti setiap orang lainnya," katanya.

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013