Kabupaten Tanah Datar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta untuk menyiagakan petugas pemantau aliran sungai yang berhubungan dengan Gunung Marapi sebagai langkah antisipasi banjir lahar dan hujan susulan di Sumatera Barat (Sumbar).

Permintaan itu merupakan salah satu poin rekomendasi yang diberikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada para pimpinan tim gabungan penanganan darurat saat melakukan peninjauan ke lima kabupaten/kota terdampak bencana di Sumatera Barat, Selasa.

Dwikorita saat ditemui di Kantor Bupati Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa, mengatakan otoritas terkait patut untuk segera melaksanakan rekomendasi itu karena tugas dan fungsi pemantau bukanlah hal yang sepele, yakni sebagai penanda ada bahaya bencana di lapangan.

"Tugaskan mereka untuk secara khusus melihat aliran air sungai dari hulu - hilir kalau tiba-tiba berubah menjadi lebih deras maka segera kosongkan wilayah setempat dari masyarakat atau hentikan kegiatan apapun," kata dia.

Baca juga: Menko PMK: Harus ada perhatian khusus tangani bencana di Sumbar

Baca juga: Ketua MUI Sumbar minta warga korban banjir sabar dan kuat


Menurut dia, sebelumnya telah dijelaskan dalam beberapa hari ke depan, BMKG memprakirakan akan ada potensi banjir lahar hujan susulan dari Gunung Marapi.

Hal demikian dipicu oleh masih tingginya potensi turun hujan berintensitas sedang, lebat dan sangat lebat selama sepekan ke depan atau berdasarkan analisa tim meteorologi berlangsung sampai dengan 22 Mei 2024.

Sementara hujan itu berpeluang menggugurkan endapan material lahar, bebatuan kecil dan besar hingga berdiameter 3- 4 meter dari puncak dan lereng Gunung Marapi yang baru erupsi beberapa waktu.

Guyuran hujan yang bercampur partikel lahar pasir, bebatuan itu menjadikan aliran pekat yang sanggup mengangkut sebuah mobil truk dan memporakporandakan pemukiman penduduk.

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima BMKG melaporkan bahwa sebanyak 28 jalur aliran lahar Gunung Marapi yang berhulu ke sungai pada sisi Utara, Selatan dan Timur gunung api itu, di antaranya merupakan wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang yang dilanda bencana pada Sabtu (11/5).

"Harapannya tak hanya selama masa darurat bencana, tapi kalau bisa seterusnya permanen karena keberadaan pemantau aliran sungai ini adalah solusi agar prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem yang diterbitkan oleh BMKG setiap harinya bisa ditindaklanjuti langsung oleh masyarakat," ujarnya.*
​​
Baca juga: PUPR mengerahkan alat berat tangani banjir lahar dingin di Sumbar

Baca juga: Jumlah korban tewas akibat banjir lahar di Sumbar tembus 52 orang

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2024