Yogyakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta Prof Edy Suandi Hamid mendukung pemerintah untuk selektif memberikan pendanaan riset perguruan tinggi dengan memprioritaskan kegiatan riset yang berorientasi pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

"Dana riset relatif cukup banyak, hanya harapan saya dalam pelaksanaannya selektif sehingga riset tidak sekadar asal untuk publikasi di jurnal ilmiah," kata Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kegiatan riset yang didanai dengan anggaran pemerintah semestinya berkontribusi terhadap kebijakan pembangunan demi meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.

"Orientasinya untuk pembangunan, untuk umat manusia. Jadi riset yang berimbas pada kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) ini.

Edy berharap kegiatan riset tidak sekadar menjadi sarana untuk mendukung kenaikan jabatan akademik dosen menjadi guru besar.

"Disamping untuk pengembangan ilmu pengetahuan, jangan sampai hanya sekadar untuk naik pangkat menjadi guru besar," ujar dia.

Edy menuturkan di sejumlah negara seperti Korea Selatan, Singapura, hingga China banyak artikel penelitian yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi negara setempat.

Hal tersebut, menurut dia, belum dijumpai di Indonesia, sebab kegiatan riset yang dipublikasikan di jurnal ilmiah belum berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional.

"Ketika publikasinya banyak, pertumbuhan ekonomi tidak meningkat, artinya hanya riset untuk riset, bukan untuk kesejahteraan masyarakat," kata dia.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2024 membuka delapan skema pendanaan riset sebagai bentuk dukungan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mencapai Indonesia Emas 2045.

Pada tahun 2022 sampai 2023, BRIN mengalokasikan anggaran riset sebesar Rp365,46 miliar untuk 1.500 judul dengan jangka waktu penelitian satu sampai tiga tahun.

Skema pendanaan itu telah menghasilkan 712 publikasi internasional, 144 paten, dan 173 prototipe.

"Alokasi anggaran riset dan inovasi tersebut diberikan melalui berbagai skema pendanaan riset,” kata Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono.

Baca juga: UT kucurkan dana riset Rp37,1 miliar dorong dosen lakukan penelitian

Baca juga: Kemenag gelontorkan dana Rp30 miliar dukung riset dosen berkualitas

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024