Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah industri rumahan seperti sablon maupun jasa cetak manual dan digital di kawasan Senen, Jakarta, mulai ramai menerima pesanan pernak-pernik dan atribut kampanye menjelang pemilu legislatif 2014.

Roni pemilik usaha sablon di Pasar Senen mengaku omsetnya naik 30 pessen menjelang pemilu 2014. "Sudah keliatan kenaikannya sebesar 30 persen untuk permintaan kaos, bendera, dan tas," kata Pak Roni.

"Terakhir saya membuat 5.000 mug, payung, kaos untuk salah caleg Partai Demokrat," katanya.

Selain menjadi langganan partai Demokrat, wirausawan yang memulai usaha sablon sejak 2002 ini mengaku PAN, PKS, dan Partai Golkar juga turut memakai jasanya untuk menyablon kaos, payung, mug, tas dan lain sebagainya.

"Seribu kaos dan tas partai PAN belum diambil," ujarnya lagi. "Tunggu diambil saja, mereka sudah bayar 70 persen dari ongkos menyablon. Saya tidak melayani pemesanan kalo pelanggan cuma bayar 50 persen, takut dibohongi."

Pak Roni yang melakukan penyablonan seorang diri ini mengaku pernah sekali dibohongi. Maka dia mengajukan uang muka 70 persen kepada pelanggannya.

Hal serupa juga pernah dirasakan oleh Dani. Pemilik usaha print digital dan sablon ini juga pernah dibohongi oleh salah satu parpol besar di Indonesia. Kini dia tidak menyediakan penyablonan untuk jumlah yang besar.

"Kalo partai banyak yang nipu, saya tidak terima pesanan yang jumlahnya banyak," ujar Dani.

"Pernah kami dimintai menyablon 1.000 kaos, yang diambil cuma setengah. Lebih enak sekarang, misalkan hari ini kami terima 70 sablonan kaos untuk PAUD. Mereka dateng sendiri langsung bayar lagi, jadi lebih percaya. Kalo parpol, kan, tim suksesnya yang dateng, jadi kami tidak percaya," kata wirausaha yang sudah mempunyai tujuh tenaga kerja dan satu cabang itu.

Dani mengaku akan menerima pesanan dari parpol dengan syarat sudah kenal dekat dengan yang memesan.

"Tetapi saya tetap buatkan kalo saya sudah kenal baik sama tim suksesnya itu. Terakhir saya membuat 27.000 kaos untuk caleg Demokrat di NTB," katanya lagi.

Namun, Agus Handoko pemilik salah satu gerai print digital dan manual di Senen tidak akan pernah ditipu asalkan tetap waspada.

"Menurut saya, tidak usahlah menyalahkan orang. Yang memesan biasanya tim suksesnya, nah, kalo tim suksesnya tidak dikasih uang sama atasannya mau gimana?," kata Pak Agus Handoko.

"Saya mensiasatinya begini, kalo mereka bayar 50 persen, ya, kami buatkan 50 persen. Nanti kalo sudah dilunaskan semua saya kerjakan sisanya," ujarnya lagi.

Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2013