Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan bahwa Visi Digital Indonesia 2045, dianggap mampu menyelesaikan dan menjadi solusi untuk menyelesaikan kesenjangan keterampilan digital masyarakat Indonesia.

"Saat ini, Indonesia telah memiliki Visi Digital Indonesia 2045 sebagai salah satu peta jalan alternatif yang holistik dalam mengembangkan strategi-strategi yang diperlukan untuk mempercepat transformasi digital nasional," kata Nezar Patria melalui keterangan resminya, Rabu.

Dalam hal penerapannya nanti, Nezar menyatakan terdapat delapan Strategi Imperatif melalui dua strategi yang berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia, yaitu penguasaan teknologi digital masa depan yang berbasis riset dan inovasi serta pembentukan masyarakat digital yang berbudaya, berdaya saing, dan produktif.

Ia melanjutkan untuk menguasai dan menjadi pemain utama dalam penerapan teknologi digital masa depan harus berdasarkan basis riset dan inovasi.

Baca juga: Triatlet digital solusi atasi kesenjangan keterampilan digital

Baca juga: Keketuaan ASEAN menjadi momentum atasi kesenjangan digital


Hal itu dilaksanakan dengan melalui pengembangan innovation hub dan makerspace untuk kolaborasi, peningkatan jaringan dan kapabilitas riset, serta digitalisasi menyeluruh di sektor ekonomi.

"Semua itu ditujukan untuk mendukung penciptaan lapangan kerja dan perluasan pasar," lanjut dia.

Oleh karena itu, beberapa inisiatif untuk mendorong kesenjangan tersebut telah diluncurkan seperti Decent Jobs for Youth sebagai aliansi untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas bagi kaum muda.

Sementara International Telecommunication Union dan Internatinal Labour Organization juga berkolaborasi menciptakan Digital Skills Toolkit sebagai sumber pengetahuan dalam Kampanye Keterampilan Digital.

Tidak hanya itu saja, pemerintah juga telah melakukan berbagai hal guna membentuk masyarakat digital yang berbudaya, berdaya saing, dan produktif, melalui upaya peningkatan keterampilan (upskilling) dan peningkatan keterampilan (reskilling) didukung berbagai program.

"Termasuk pelatihan dan sertifikasi soft skill dan hard skill, beasiswa atau bantuan pelatihan digital, dan pelibatan aktif berbagai pihak untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan membuka kesempatan kerja lebih lanjut," tukas dia.

Langkah kongkret yang dilakukan oleh Indonesia juga diikuti oleh negara-negara lain seperti Vietnam yang telah melaksanakan Program Transformasi Digital Nasional pada tahun 2025 dengan Visi Menuju 2030 dengan fokus pengembangan pemerintahan digital dan masyarakat digital, khususnya pelajar, profesional menengah, dan bisnis.

Tidak hanya itu saja, Vietnam juga telah melakoni berkolaborasi dengan Google untuk meluncurkan program Google Career Certificate dan Google for Startups - Startup Academy Vietnam.

Selain Vietnam, China juga telah meluncurkan rencana tiga tahun sebagai kerangka kerja komprehensif dalam meningkatkan kemahiran digital. Rencana itu mencakup peningkatan kompetensi digital di sekolah, mempromosikan literasi digital publik, mempercepat transformasi digital dalam bisnis, dan menciptakan layanan publik digital yang inklusif.

Langkah konkret tersebut juga diikuti oleh Singapura, negara ini memiliki beberapa program peningkatan keterampilan antara lain Program Konversi Karier (CCP) untuk Individu, Program Pemimpin Digital Muda Singapura, dan Program Asosiasi Teknologi.

"Semua program ini dirancang untuk menyediakan platform bagi pelajar dan individu yang berada di pertengahan karier untuk memperoleh keterampilan digital yang relevan dan mempersiapkan jadi pemimpin teknologi masa depan," tutup dia.

Baca juga: Pemerintah berkomitmen lakukan akselerasi transformasi ekonomi digital

Baca juga: Indonesia targetkan ciptakan sembilan juta talenta digital pada 2030

Baca juga: Wamenkominfo nilai kolaborasi jadi kunci perkuat ekosistem digital
​​​​​​​


Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024