Jakarta (ANTARA) - Seratus  sopir angkutan kota (angkot) dari Jakarta Utara (Jakut) menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta untuk menuntut Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membuka empat rute Mikrotrans.
 
Aksi ini dilatarbelakangi janji Dinas Perhubungan yang ingin membuka empat rute mikrotrans, yakni JAK111, JAK114, dan JAK116, dan JAK119 pada 2019.
 
"Di tahun 2019 Dishub telah mengeluarkan sebuah SK yang memerintahkan kepada kami sebagai pemilik untuk meremajakan armada. Karena pemerintah DKI Jakarta ketika itu akan melaksanakan sebuah kegiatan apa yang disebut dengan angkutan gratis," kata salah seorang perwakilan pemilik angkot dari Jakarta Utara, Waridin di lokasi, Rabu.
 
Waridin menyebut para pemilik angkot sudah diminta untuk melakukan peremajaan mobil agar sesuai dengan standar angkutan Mikrotrans.
 
Para pemilik angkot pun saat itu sudah bersepakat mengikuti SK itu dan bersedia untuk meremajakan armada mereka. Namun, yang terjadi malah hingga saat ini empat rute tersebut tidak beroperasi.
 
"Kami punya mobil ini bukan sekonyong-konyong gubernur kasih armada, kami kredit, kredit itu ada DP-nya, kami cari kesana kemari. Akhirnya apa yang terjadi sampai hari ini empat jalur Jaklingko (Mikrotrans) itu tidak jalan," ucap Waridin.
 
Waridin dan rekannya meminta agar Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono turun tangan mengatasi persoalan ini. Dia mengaku sudah berulang kali melakukan komunikasi dengan pihak Dishub untuk mencari jalan keluar.
 
"Karenanya kami hadir disini untuk meminta pertolongan kepada seseorang yang sangat punya kompetensi di provinsi ini yaitu pak Pj Gubernur," ujar Waridin.
 
Selain itu, Waridin menjelaskan untuk memodifikasi angkot menjadi sesuai standar Mikrotrans itu sudah menghabiskan hingga puluhan juta rupiah. Lalu, karena rute Mikrotrans tidak dibuka-buka, maka sopir angkot lainnya kembali mengoperasikan angkot tanpa sistem JakLingko.
 
"DP kita kisaran Rp50-60 juta. Cicilan Rp2,7-3 juta. Kemudian kalaupun kami beroperasi, setoran itu cuma Rp50ribu. Bagaimana mungkin setoran Rp50 ribu bisa menutupi cicilan yg besarnya Rp2,7 sampai Rp3 juta. Lagi-lagi kami harus nombok," jelas Waridin.
 
Lebih lanjut, Waridin menyebut Dishub DKI malah membuka rute bus TransJakarta 10M rute Pulo Gadung-Tanjung Priok.
 
Adapun aksi ini dilakukan dengan memarkir angkot bernomor 03, 09, 05, dan 07 di Jalan Medan Merdeka Selatan depan Balai Kota. Mereka juga melakukan orasi di atas mobil komando dan membentangkan spanduk.
 
Sosialisasikan rute TransJakarta rute 10M
 
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan sosialisasi ke sopir di Jalan Tipar Cakung, Jakarta Utara, terkait pengoperasian bus TransJakarta 10M jurusan Pulo Gadung-Tanjung Priok.
 
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebutkan pada dasarnya pasar dari angkot dan TransJakarta berbeda sehingga keberadaan TransJakarta tidak akan berdampak terhadap operasional angkot.
 
"Karena memang pasarnya sudah beda antara medium bus yang sudah kami siapkan dengan angkot. Ini yang terus kita sosialisasi bersama rekan TransJakarta," kata Syafrin di Jakarta, Rabu (8/5).
 
Selain itu, menurut Syafrin, masih ada kesalahpahaman di lapangan terkait pengoperasian TransJakarta tersebut. Sopir angkot di kawasan itu masih belum terima dengan beroperasinya TransJakarta rute 10M.
Baca juga: Kembali, ada rute baru Mikrotrans JAK93 sebanyak 20 unit di Jakarta
Baca juga: TransJakarta operasikan rute baru Mikrotrans JAK 95 sebanyak 30 unit
Baca juga: TransJakarta-Pelni bahas akses mikrotrans sampai Priok

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2024