Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha memaparkan kekuatan kebhinnekaan dalam menyokong industri buku Indonesia saat menjadi salah satu pembicara di Tehran International Book Fair (TIBF) 2024 yang diselenggarakan di Ibu Kota Iran tersebut.

"Indonesia merupakan negeri paling bhinneka dengan lebih dari 17.000 pulau, lebih dari 800 bahasa, dan lebih dari 1.300 suku. Kebhinnekaan tersebut menjadi modal dan potensi besar bagi industri penerbitan buku," ujar Arys dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Dalam pameran buku terbesar di Timur Tengah tersebut, Arys tampil bersama para ketua asosiasi penerbit di Iran, antara lain asosiasi buku anak, asosiasi buku perguruan tinggi, dan asosiasi buku sekolah.

Ia juga menjelaskan tentang target pasar buku di Indonesia, juga keunikan kebhinnekaan yang menjadi potensi kuat dalam penjualan buku di Indonesia.

"Salah satu market share terbesar adalah buku-buku keagamaan dan spiritual (13 persen), selain buku anak (23 persen) dan buku fiksi (13 persen). Kebhinnekaan konten buku-buku yang terbit di Indonesia juga berpotensi dalam penjualan lisensi buku," katanya.

Ia menyebutkan, Indonesia memiliki ribuan penerbit (lebih dari 2.500 merupakan anggota Ikapi), 1.200 toko buku, dan lebih dari 60.000 perpustakaan.

Ribuan buku terbit di Indonesia setiap tahun, dengan jumlah tertinggi berdasarkan data ISBN dari Perpustakaan Nasional RI yakni pada tahun tahun 2022 dengan 159.000 judul buku.

Arys juga mengajak para penerbit dan institusi di Iran untuk hadir di Indonesia International Book Fair 2024 yang akan diselenggarakan pada 25-29 September 2024 mendatang di Jakarta Convention Center.

Untuk diketahui, Tehran International Book Fair pertama kali diselenggarakan pada 1988 ini dan tahun ini diselenggarakan pada 8-18 Mei 2024. Setiap tahunnya, pameran tersebut dikunjungi sekitar dua juta orang.

Baca juga: Hari Buku, Ikapi singgung sikap permisif atas pelanggaran hak cipta

Baca juga: Ikapi: Indonesia tidak pernah kekurangan penulis bermutu

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024