Washington (ANTARA News) - Para pembuat kebijakan di Federal Reserve (Fed) dalam pertemuannya Agustus menunda kampanye untuk meningkatkan suku bunga untuk pertama kali dalam dua tahun, keputusan yang mencerminkan kekhawatiran yang tidak mereka inginkan untuk mendorong ke atas bunga terlalu jauh dan melukai perekonomian. Untuk menarik nafas, the Fed akan memiliki waktu untuk menilai laju dariakivitas ekonomi dan inflasi atas 17 kali kenaikan bunga sejak 2004, menurut hasil pertemuan Fed 8 Agustus yang dikeluarkan Selasa. Diperlukan waktu untuk menaikkan bunga agar dapat mendorong perekonomian. "Efek menyeluruh dari kenaikan suku bunga sebelumnya atas aktivitas dan harga kemungkinan belum terasa dan penghentian dipandang sebagai upaya untuk membatasi resiko pengetatan yang terlalu banyak," demikian menurut hasil pertemuan, seperti dilansir XFN-Asia. Tujuan Fed adalah untuk meningkatkan bunga mengurangi inflasi meski tidakbanyak sehingga aktivitas ekonomi tidak timpang. Ini adalah upaya untuk mengakali, kata para ekonom. Pimpinan bank sentral (The Fed), Ben Bernanke, dan seluruh koleganya di bank sentral setuju untuk menahan suku bunga pada kisaran 5,25 persen pada pertemuan Agustus. Suku Bunga Fed Fund, bunga bank yang saling dibebankan atas pinjaman semalam, berdampak pada berbagai tingkat suku bunga yang ditanggung kalangan pengusaha dankonsumen. Ini adalah alat yang digunakan Fed untuk mempengaruhi peekonomian. Presiden Federal Reserve Bank of Richmond, VA., Jeffrey Lacker, yang menjadi satu-satunya pembangkang dalam masalah ini menyayangkan peningkatan suku bunga lainnya. "Dia percaya bahwa pengetatan diperlukan untuk menarik inflasi turun lebih cepat dari seharusnya dalam kasus jika kebijakan suku bunga tetap tidak berubah," menurut laporan itu. Meskipun hampir seluruh anggota Fed setuju untuk menunda masalah suku bunga pada Agustus, banyak yang berfikir keputusan untuk melakukan itu "berakhir" dan kenaikan suku bunga lainnya "sepertinya diperlukan" untuk menahan inflasi. KAlangan anggota menyuarakan harapannya bahwa perekonomian yang melambat diharapkan mengurangi tekanan terhadap inflasi. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006