Kairo (ANTARA News) - Liga Arab pada Sabtu menolak proposal Amerika Serikat yang memungkinkan penempatan tentara Israel di sepanjang perbatasan timur negara Palestina merdeka.

Dalam pertemuan darurat atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Sabtu, Sekjen Liga Arab Nabil Elaraby, mengatakan bahwa tidak boleh ada satu pun prajurit Israel yang berada di wilayah Palestina.

Tetapi sebuah resolusi yang dibacakan Elaraby usai pertemuan tidak mencakup pernyataan keras tersebut.

Laporan yang diterima Reuters, menyebutkan bahwa proposal yang ditawarkan AS "memenuhi cita-cita ekspansionis Israel dan menjamin negara Yahudi itu atas penguasaan wilayah Lembah Yordan".

Beberapa sumber Israel dan Palestina mengatakan prakarsa Washington mendorong kehadiran permanen Israel di wilayah Lembah Jordan dan di Tepi Barat selama 10 tahun.

Sementara itu, pasukan keamanan Palestina secara serentak akan dilatih untuk mengambil-alih wilayah tersebut setelah masa 10 tahun.

Israel mengatakan tentaranya harus tetap berada di sana sehingga kelompok bersenjata dan milisi tidak dapat masuk ke Tepi Barat.

Abbas menolak usulan penempatan tentara Israel di Lembah Yordan tetapi dirinya bisa saja menerima kehadiran tentara AS di wilayah tersebut.

Pada Jumat, Kerry mengakhiri kunjungan tiga-hari ke wilayah tersebut, tempat ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Abbas. Ia memberi kedua pemimpin itu usul yang berkaitan dengan keamanan.

Diplomat senior yang bolak balik berkunjung ke Palestina dan Israel itu mengatakan AS telah mengajukan beberapa poin terkait kesepakatan keamanan kepada kedua pihak, namun dia tidak merinci usulan tersebut.

Kerry juga sempat memberikan prediksi optimis bahwa kesepakatan damai Palestina-Israel bisa tercapai pada April tahun depan, dengan konsensus saling menguntungkan kedua pihak.

Laporan Liga Arab itu juga menyebutkan Amerika Serikat dan Israel mengaitkan sejumlah isu politik dalam konsensus solusi keamanan yang ditawarkan AS.

"Hal itu yang ditolak oleh pihak Palestina," katanya.

Setelah vakum selama tiga tahun, Israel dan Palestina memulai kembali negosiasi langsung pada Juli lalu, namun sejauh ini belum ada kemajuan berarti.

(UU.P012/H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013