Lubuk Basung,- (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatera Barat menemukan penyakit dispepsia atau kondisi kesehatan yang menghasilkan ketidaknyamanan di perut dan mengganggu sistem pencernaan, paling banyak diidap korban banjir lahar dingin Gunung Marapi.
 
"Ada 22 warga mengidap penyakit dispepsia yang kita tangani di posko kesehatan selama 14-15 Mei 2024," kata Kepala Dinas Kesehatan Agam Hendri Rudiyan di Lubuk Basung, Kamis.

Baca juga: Mensos sarankan Sumatera Barat tiru mitigasi Gunung Merapi
 
Ia mengatakan penyebab menonjolnya penyakit dispepsia tersebut, karena faktor pola pikir warga dan mereka mengalami rasa cemas setelah bencana banjir lahar dingin melanda daerah itu pada Sabtu (11/5).
 
Dengan kondisi itu, asam lambung menjadi naik, sehingga mengalami gangguan pada pencernaan mereka. "Mereka telah kita berikan obat-obatan agar segera sembuh," katanya.
 
Ia menambahkan penyakit menonjol lainnya berupa infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 20 orang, luka robek 11 orang, sakit kepala 10 orang.
 
Selanjutnya, demam tujuh orang, kulit enam orang, hipertensi atau tekanan darah tinggi lima orang, gigi dan rematik masing-masing satu orang.
 
"Ini berdasarkan data pelayanan di empat posko kesehatan yang kita dirikan. Ke depan kita mengantisipasi penyakit diare di daerah itu, karena keberadaan air bersih sangat terganggu," katanya.
 
Ia menambahkan empat posko kesehatan itu didirikan di Bukit Batabuah, Galuang Sungai Pua, Ampek Koto dan Batu Taba.
 
Bukit Batabuah merupakan posko induk dan posko didirikan sampai beberapa hari ke depan. Masing-masing posko terdiri atas tim kesehatan, yakni satu dokter, dua paramedis, mobil ambulans dan obat-obatan.

Baca juga: BNPB pantau aktivitas Marapi dan Singgalang antisipasi bencana susulan

Baca juga: Mensos minta warga diungsikan dari sungai jalur lahar hujan Marapi
 
Tim medis tersebut piket dua shift. Untuk shift pertama pada pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB dan shift kedua pada pukul 17.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB.
 
"Pelayanan kesehatan dua shift dan kita menyiapkan dokter, paramedis, ambulans dan obat-obatan," katanya.
 
Ia mengakui total warga meninggal akibat banjir lahar dingin di Agam sebanyak 23 orang, satu orang masih dicari dan pengungsi 207 jiwa.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2024