Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta dalam laporannya menyebutkan inflasi  semakin terkendali seiring lancarnya pasokan pangan dari daerah-daerah produsen yang didukung kian membaiknya kondisi cuaca.
 
"Inflasi secara keseluruhan diprakirakan semakin terkendali yakni 2,5±1 persen (year on year/ yoy). Tekanan inflasi yang lebih rendah didukung inflasi pangan yang semakin terkendali didukung cuaca yang kondusif dan penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," kata Kepala BI DKI Jakarta, Arlyana Abubakar di Jakarta, Kamis.
 
Meski begitu, menurut Arlyana, masih terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai dan berpotensi dapat meningkatkan tekanan inflasi pada 2024 baik dari sisi domestik maupun eksternal.
 
Dari sisi domestik, antara lain potensi kenaikan harga sewa dan kontrak rumah seiring tren permintaan yang meningkat di tengah pasokan yang terbatas, serta rencana kenaikan tarif layanan publik.
 
"Adapun dari sisi eksternal, potensi risiko bersumber dari volatilitas harga komoditas di tengah dinamika geopolitik global yang masih berlanjut," ujar Arlyana.
 
Inflasi Jakarta pada Triwulan II 2024 diprakirakan tetap terjaga seiring dengan meningkatnya pasokan dan berlanjutnya penurunan harga. Memasuki awal Mei 2024, harga beras tercatat turun 4,66 persen (month to month/ mtm) didukung oleh peningkatan pasokan dari beberapa wilayah sentra yang sedang dalam masa panen raya.
 
Harga komoditas daging ayam ras, minyak goreng, serta cabai rawit yang masing-masing turun 0,23 persen (mtm), 8,56 persen (mtm), dan 2,65 persen (mtm) juga turut mendorong optimisme terkendalinya inflasi Jakarta pada triwulan II 2024.
 
Adapun tekanan inflasi Jakarta pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri 2024 menurun. Inflasi Jakarta pada April 2024 sebesar 2,11 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni 2,18 persen (yoy).
 
Inflasi Jakarta ini tercatat lebih rendah dibandingkan Nasional yang sebesar 3,00 persen (yoy). Secara month to month, inflasi Jakarta pada April tercatat 0,26 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan tiga tahun terakhir yang sebesar 0,45 persen (mtm).
 
Inflasi Jakarta yang terkendali bersumber dari penurunan harga beberapa komoditas pangan utamanya cabai merah, beras, dan telur ayam ras. Inflasi Jakarta pada April 2024 juga tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan wilayah sekitar yakni Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek).
 
Sebelumnya, Arlyana optimis perekonomian Jakarta pada 2024 meningkat pada kisaran 4,80 hingga 5,60 persen (yoy) dari 4,96 persen pada 2023.
 
"Untuk keseluruhan tahun 2024, perekonomian Jakarta diprakirakan tumbuh meningkat dalam kisaran 4,80-5,60 persen (yoy), dari 4,96 persen di tahun 2023. Prospek ini juga didukung oleh penyaluran kredit yang tumbuh tinggi sebesar 13-15 persen," kata Arlyana.
Baca juga: Pulau Seribu tanam 247 bibit pohon sukun untuk ketahanan pangan
Baca juga: Food Station perkuat produksi bahan baku untuk jamin stok beras
Baca juga: Pemkab Kepulauan Seribu mulai manfaatkan lahan untuk tanaman pangan

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2024