Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding pada Rabu (15/5).

Pembentukan direktorat baru sebagai komitmen Pertamina untuk memperkuat fungsi direktorat manajemen risiko sebagai upaya dalam mewujudkan target bisnis perseroan.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan di tengah dinamika tantangan global dan bisnis yang terus berkembang, penerapan manajemen risiko dalam setiap proses bisnis di seluruh subholding menjadi sangat penting untuk dilakukan perusahaan.

"Direktorat manajemen risiko akan fokus pada peningkatan peran manajemen risiko sebagai penggerak utama pertumbuhan bisnis dan eksekusi strategi untuk proyek yang sudah berjalan guna mencegah atau mengurangi adanya potensi kerugian dan risiko," ujar Fadjar dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan pembentukan direktorat manajemen risiko itu, juga sejalan dengan arahan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar Pertamina memiliki organisasi yang mengelola manajemen risiko baik di holding maupun subholding.

"Seluruh direktorat manajemen risiko subholding akan bersinergi di bawah koordinasi direktorat manajemen risiko holding, sehingga berkolaborasi dalam mempercepat pengembangan bisnis ke depan," kata Fadjar.

Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi fokus direktorat manajemen risiko, di antaranya pengelolaan risiko yang efektif dan optimal yang mencakup holding, subholding, dan anak perusahaan, penguatan sistem manajemen resiko perusahaan dan peningkatan utilisasinya serta evaluasi kerangka kerja enterprise risk management (ERM) dan manajemen risiko terintegrasi.

Selain itu, kata Fadjar, pembentukan struktur organisasi direktorat manajemen risiko juga berperan sebagai mitra bisnis strategis dan evaluasi tata kelola terintegrasi untuk holding dan subholding baik dari sisi governance maupun aspek health, safety, security, and environment (HSSE).

"Direktorat manajemen risiko juga akan berperan aktif bersama HSSE holding dan subholding untuk memitigasi potensi risiko operasional dalam rangka mencapai HSSE yang unggul," ujarnya pula.
Baca juga: Pertamina, KNOC dan ExxonMobil jalin kerja sama kembangkan CCS
Baca juga: Pakar: Kemudahan akses lahan hulu migas mendukung kemandirian energi

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024