Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan Badan Layanan Umum (BLU) Museum dan Cagar Budaya/ Indonesian Heritage Agency (IHA) akan menyalakan obor "curiosity" atau rasa ingin tahu generasi muda terhadap sejarah Indonesia dan kekayaan peradabannya.

"Menyalakan obor "curiosity" atau rasa penasaran, rasa ingin tahu di setiap anak dan generasi muda terhadap sejarah kita, terhadap kekayaan yang luar biasa dalam budaya kita," kata Nadiem saat acara peluncuran IHA di Yogyakarta, Kamis malam.

Nadiem berharap seluruh insan berbudaya dan berpendidikan di Indonesia juga turut terlibat dalam setiap proses revitalisasi dunia permuseuman ini.

"Jadikan museum dan cagar budaya sebagai tujuan wisata edukasi dan bawa serta anak-anak kita untuk mengenal dan mempelajari jati diri bangsa, dan akar budayanya," kata Nadiem.

Baca juga: Nadiem: Indonesian Heritage Agency kembangkan museum-cagar budaya

Baca juga: 18 museum dan 34 cagar budaya nasional resmi menjadi satu badan


Langkah awal telah dimulai IHA dengan kegiatan revitalisasi dua dari 18 museum dan 34 cagar budaya nasional yang dikelolanya yakni Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta dan Museum Prasejarah Song Terus di Pacitan.

Revitalisasi itu menghasilkan museum yang di dalamnya terasa lebih menyenangkan, dibandingkan museum-museum yang ada di Jakarta, menurut Nadiem.

"Menyenangkan, itu sebetulnya kata kuncinya. Kalau ini tidak menyenangkan, tidak ada artinya. Karena tidak akan menginspirasi generasi berikutnya," kata Mendikbudristek.

Menurut dia, IHA juga mesti mengutamakan gotong-royong yang mengetengahkan kebudayaan sebagai elemen penting pendidikan dan dalam upaya melahirkan perilaku belajar sepanjang hayat dengan karakter Pelajar Pancasila.

"Badan Museum dan Cagar Budaya harus menjadikan museum dan cagar budaya sebagai ruang publik. Bukan hanya sekadar tempat benda-benda bersejarah, tapi benar-benar menjadi ruang publik yang hidup, yang senantiasa mengedepankan praktik-praktik pembelajaran kebudayaan yang inklusif dan kolaboratif," kata Nadiem.

Nadiem menjelaskan bahwa inklusif artinya membiarkan masyarakat berpartisipasi dalam proses reimajinasi museum dan cagar budaya, dalam setiap aktivitas dan setiap acara-acara yang ada di museum.

Dia meminta museum dan cagar budaya menjadi ruang berbagi rasa dan berbagi cerita untuk seluruh masyarakat. Bukan hanya kepada insan yang tertarik pada topik-topik berkaitan dengan sejarah.

"Dengan adanya IHA ini, saya yakin Indonesia dalam waktu dekat akan melompat ke masa depan menuju generasi muda yang juga bangga dengan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Harapan kita untuk memiliki museum dan cagar budaya berkelas internasional kini bukan lagi mimpi semata karena sekarang kita bisa melihat cuplikan-cuplikan dari masa depan," kata Nadiem.

Baca juga: Benteng Vredeburg bersolek untuk program wisata "Malam di Museum"

Baca juga: Nadiem resmikan Museum Song Terus di Pacitan

Baca juga: Indonesia buka Museum Air di Tabanan saat World Water Forum 2024 Bali

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024