Jakarta (ANTARA) - The Starbucks Foundation berkolaborasi dengan Planet Water Foundation membangun “Water Station” untuk menyediakan akses air bersih dan program pendidikan higienitas kepada masyarakat.

Pembangunan stasiun air bersih tersebut dilakukan di sekolah-sekolah, karena sekaligus ingin memberikan edukasi kepada anak-anak soal kesehatan paling sederhana, yaitu mencuci tangan, kata 
Public Relation & CSR Division Manager Starbucks Kiki Mochamad Rizki.

“Salah satunya ketika kita membangun “Aqua Tower” ini, selain membangun secara fisik, kita juga memberikan edukasi dasar bagaimana mencuci tangan. Ini airnya juga bisa langsung diminun dan tidak perlu dimasak,” kata Kiki di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Baca juga: Starbucks umumkan gerai ramah lingkungan pertama di Indonesia

Baca juga: Perempuan komunitas petani kopi diberdayakan lewat Bentani


Kiki menambahkan bahwa cara kerja dari “Aqua Tower” tersebut dimulai dari pemompaan air dari tanah, kemudian air akan naik untuk difilter, sebelum akhirnya masuk ke penampungan dan airnya dapat dimanfaatkan.

Hingga saat ini, sudah terdapat sekitar 17 “Aqua Tower” yang dibangun langsung oleh para barista Starbucks dengan target sasaran per lokasinya mencapai 2.000-2.500 penerima manfaat yang terbantu mendapatkan akses air bersih.

“Sekarang ini tersebar di 17 titik dari Deli Serdang sampai Lombok. Kenapa di daerah-daerah tersebut? Misal Deli Serdang itu di daerah yang sulit air, dan Lombok itu juga karena berkaitan dengan gempa dahsyat saat itu,” ungkapnya.
Dua siswa SDN Panundaan, Kelurahan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Bandung Jawa Barat minum air dari “Aqua Station”. (ANTARA/ Putri Hanifa)

Sekolah Dasar Negeri Panundaan, Kelurahan Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Bandung Jawa Barat menjadi lokasi ke 17 pembangunan “Aqua Tower” pada 12 Oktober tahun 2023 dalam rangka menyambut ‘Global Hand Washing Day’.

“Kalau dulu sebelum ada bantuan ini "Aqua Station" anak-anak bawa minum sendiri, dan kami tidak tahu sumber airnya dari mana. Setelah ada kam jadi tidak perlu membawa lagi, sudah ada dan disediakan. Biasanya setiap minggu beli minum, semenjak ada “Aqua Tower” kita ikut menggunakan juga. Jadi lebih irit,” kata Kepala Sekolah SDN Panundaan Yati Resnawati.

Yati mengungkapkan kalau masyarakat sekitar juga diperbolehkan untuk mengambil air di sekolah asal tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, dan hanya diperbolehkan setelah waktu pulang sekolah.

Sekitar 100 kepala keluarga di sekitar SDN Panundaan telah terbantu mendapatkan akses air bersih tersebut.

Selanjutnya, pada tahun ini “Aqua Station” lainnya juga direncanakan kembali dibangun di daerah pantura, tepatnya di Subang, Jawa Barat.

Baca juga: BRIN: Air menjaga keberlangsungan hidup semua makhluk di bumi

Baca juga: Program Water Credit buka akses warga terhadap air minum dan sanitasi

Baca juga: Pengelolaan DAS solusi permasalahan ketersediaan air bersih
​​​​​​​

Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2024