Jakarta (ANTARA) - PT Endress+Hauser Indonesia mendorong inovasi teknologi industri proses kontrol melalui forum sustainability recognition bertajuk "Unlocking Energy Efficiency" untuk mengatasi tantangan dan peluang terkait pengelolaan transformasi industri menuju keberlanjutan.

Acara yang didukung Center for Sustainability and Waste Management Universitas Indonesia (CSWM UI) itu diharapkan dapat membagi pengetahuan antara pakar industri, pengguna, dan pemangku kepentingan terkait strategi dan teknologi untuk mencapai industri yang keberlanjutan.

"Tujuan dari diadakannya forum ini adalah untuk mewadahi kolaborasi, berbagi wawasan, dan memberi inspirasi pendekatan inovasi menuju keberlanjutan (sustainability) industri proses kontrol di Indonesia," kata President Director PT Endress+Hauser Indonesia Henry Chia dalam siaran resmi pada Jumat.

Baca juga: Potensi industri 6G dibahas di Hannover Messe

"Bagi kami kehadiran para pemangku kepentingan pada hari ini, baik dari pemerintah dan para pelaku industri proses kontrol di Indonesia, akan sangat memperkaya diskusi dan memberikan kontribusi bagi keberhasilan inisiatif penting ini," kata dia.

Kepala Balai Besar Survey dan Pengujian EBT Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan "Kita sebagai negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah telah berkomitmen untuk memanfaatkan sebaik mungkin apa yang kita miliki saat ini".

"Selama ini Pulau Jawa masih dianggap sebagai pusat dari segalanya, tetapi kita juga harus sadar bahwa Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan bahkan Papua maupun Kepulauan di Nusa Tenggara masih memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan agar bisa menekan pengurangan penggunaan emisi dalam 10 tahun ke depan," kata dia.

Baca juga: UI kolaborasi dengan kampus di Korsel kembangkan industri teknologi

Harris Yahya turut menyoroti penggunaan bahan bakar fosil yang masih sangat tinggi di angka 83,3 persen, dengan konsumsi 1,5 Juta barel bahan bakar fosil per hari padahal hanya mampu memproduksi 600 ribu barel per hari.

"Maka dari itu, kembali lagi, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kami membutuhkan para industri dan juga para masyarakat untuk ikut membantu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik," kata dia.

Country Sales Manager (Solutions) Indonesia, Business Unit Solutions - Asia Pacific PT Endress+Hauser Indonesia, Madhav Raskar mengatakan bahwa diperlukan pengukuran akurat untuk mendapatkan parameter yang tepat dan sesuai untuk pengelolaan energi dan mengurangi emisi.

Baca juga: RI perluas teknologi CCS untuk efisiensi menuju energi bersih

"Kita harus mampu menganalisis data dan memberikan saran bagaimana agar energi-energi ini dapat dikelola dengan lebih baik. Endress+Hauser hadir untuk membantu Indonesia mencapai tujuan dan target utamanya, yaitu mengurangi penggunaan emisi," kata Madhav Raskar.

"Misalnya saja, ada calon klien yang bergerak di industri kimia ingin mengetahui seberapa jauh efisiensi perusahaan mereka dalam mengolah energi. Dalam hal ini, awalnya kami akan menanyakan berapa banyak penggunaan energi yang ingin mereka kurangi?" kata dia.

"Berdasarkan jawabannya, kami akan mampu membantu menunjukkan beberapa kemungkinan ataupun output yang bisa dicapai oleh perusahaan tersebut, dan selanjutnya kami akan melakukan monitoring konsumsi energi agar supaya mereka dapat segera mencapai target akhirnya," jelas Madhav Raskar.

Baca juga: PLN: teknologi "co-firing" mampu tekan 1,05 juta ton CO2 emisi karbon

Adapun hasil inti yang diharapkan meliputi peningkatan pemahaman mengenai tantangan dan peluang keberlanjutan, identifikasi praktik dan strategi terbaik untuk pengendalian proses berkelanjutan, pembentukan kemitraan dan kolaborasi baru dan pengembangan peta jalan untuk inisiatif keberlanjutan di seluruh industri.

Dalam acara ini, Endress+Hauser Indonesia juga memberikan penghargaan kepada klien-klien yang secara aktif berpartisipasi dalam proyek keberlanjutan.

Baca juga: Mengenal CEMS dan ESP, Teknologi PLN IP Jaga PLTU Rendah Emisi

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Siti Zulaikha
COPYRIGHT © ANTARA 2024