Jakarta (ANTARA) - Emiten PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) bersama PT Anarawata Puspa Utama (APU) telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dan Pengambilan Saham-Saham Baru atas anak perusahaan PT Suryacipta Swadaya (SCS).

Melalui perjanjian ini, SSIA dan APU menyepakati rencana transaksi dengan total senilai Rp3,1 triliun, dalam bentuk pengambilalihan sebanyak 55,80 juta saham SCS milik SSIA senilai Rp169,8 miliar.

“Dan pengambilan seluruh saham baru yang akan diterbitkan SCS sejumlah 962,70 juta saham dengan nilai Rp2,9 triliun oleh APU,” ujar Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Setelah adanya rencana transaksi, Johannes menjelaskan SCS masih akan tetap menjadi perusahaan anak yang terkonsolidasi pada SSIA, yang mana SSIA akan memiliki 1,77 miliar saham pada SCS atau mewakili 63,5 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam SCS.

“Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana transaksi ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) SSIA yang akan diselenggarakan pada 21 Juni 2024,” ujar Johannes.

Johannes menjelaskan pihaknya akan terus fokus mengembangkan bisnis SSIA guna mewujudkan visi building a better Indonesia, salah satunya dengan menggandeng investor strategis yang memiliki visi dan tujuan yang sama.

“Kami optimistis hal ini dapat membawa SSIA menjadi lebih besar dan lebih banyak membawa manfaat bagi shareholder dan stakeholder kami,” ujar Johannes.

Dengan adanya investor strategis melalui rencana transaksi ini, menurutnya, akan memperkuat struktur permodalan SCS dengan mengurangi hutang bank, dan secara tidak langsung mengurangi biaya bunga serta menambah ekuitas yang akan membuat SCS lebih kompetitif.

“SCS akan lebih cepat dalam pengembangan Kawasan Industri Subang Smartpolitan, sehingga akan lebih menarik bagi para calon pembeli Kawasan Industri Subang Smartpolitan,” ujar Johannes.

Pada 30 April 2024, BYD telah menjadi salah satu tenant utama Subang Smartpolitan, yang mana BYD menjadi penyewa terbesar pertama Subang Smartpolitan dengan menempati area lebih dari 108 hektar.

“Pendirian pabrik EV oleh BYD di Subang Smartpolitan sendiri menandai langkah penting dalam mendorong mobilitas berkelanjutan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara,” ujar Johannes.

Sementara di Suryacipta City of Industry Karawang, PT Yadea Teknologi Indonesia telah melakukan groundbreaking pabrik manufaktur pada 13 Mei 2024 silam lalu di area seluas 27 herktar (Ha) yang akan menjadi pabrik terbesar mereka di Asia Tenggara.

Perkembangan positif ini mendorong perseroan untuk menaikkan target penjualan pemasaran sepanjang 2024 untuk Suryacipta City of Industry Karawang dan Subang Smartpolitan dari 65 hektar menjadi 184 hektar atau nilai penjualan setara Rp2,2 triliun.

Pada kuartal I- 2024, SCS melaporkan pendapatan senilai Rp146,8 miliar, atau naik 85,8 persen year on year (yoy) dari Rp79,0 miliar pada kuartal I-2023, yang ditopang adanya peningkatan penjualan tanah yang sebesar 1.192,2 persen (yoy) menjadi Rp67,6 miliar dari sebelumnya Rp5,2 miliar.

Baca juga: Surya Semesta siap dukung pembangunan Pelabuhan Patimban
Baca juga: Saratoga resmi akuisisi saham mayoritas RS Brawijaya di kuartal I 2024
Baca juga: RUPSLB Kalbe Farma setujui buyback saham Rp1 triliun

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024