Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 13 UKM Indonesia yang difasilitasi Kementerian Koperasi dan UKM mengikuti pameran gaya hidup (lifestyle) di Messe, Frankfurt, Jerman dari tanggal 25 hingga 29 Agustus 2006. Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM yang juga pimpinan rombongan M. Romahurmuziy dalam surat elektroniknya yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa selain 13 UKM tersebut masih ada 50 pengusaha menengah Indonesia yang berpartisipasi. Ke-50 pengusaha itu merupakan pengusaha yang sudah mampu secara mandiri. Pameran Tendence Lifestyle merupakan pameran gaya hidup terbesar yang digelar pemerintah Jerman setiap tahun di Messe. Pada tahun ini 1.500 peserta dari berbagai negara bergabung dalam pameran tersebut. Stand Indonesia seluas 120 meter persegi cukup menarik perhatian para pengunjung. Berbeda dengan pameran yang biasanya digelar di dalam negeri, pameran di Messe ini hanya untuk menampilkan produk saja, tanpa adanya transaksi. Proses transaksi justru terjalin usai pameran antara produsen dan pembeli. Para UKM membawa beragam produk mulai dari furniture, kerajinan dan asesoris. Produk furniture yang diikutsertakan berupa office set, living room set, dining room set, dan garden furniture yang terbuat dari kayu mangga (mango wood), akasia (acacia wood), kelapa (coconut wood), jati (teak wood), serta kayu lokal seperti bengkirai, angih, wangkal dan asem. Sedangkan produk kerajinan dan asesoris yang dipamerkan berupa patung, interior dekoratif, dan berbagai produk dari bahan daur ulang. Menurut Rommy, terdapat empat hal baru yang dibawakan oleh Republik Indonesia dalam pameran ini. Keempat hal itu meliputi produk, konsep stand, ramah lingkungan dan kontinuitas bahan baku. Khusus untuk produk furniture dari kayu akasia, sudah mendapat jaminan kontinuitas suplai yang mengindahkan kelestarian lingkungan (eco-friendly). Produk ini memperoleh asistensi dari World Wide Fund (WWF) yang didukung oleh International Finance Corporation (IFC). Produk-produk kerajinan yang dipamerkan banyak menggunakan bahan baku daur ulang seperti pecahan kaca, abaca, dan batok kelapa sehingga dapat memberi nilai tambah terhadap sampah/produk sisa menjadi barang yang bernilai jual. Secara konseptual, stand Republik Indonesia mengusung produk-produk yang memiliki cita rasa dan selera yang disesuaikan dengan masyarakat Eropa dengan kekuatan desain yang antisipatif terhadap trend pada tahun-tahun mendatang. Stand Republik Indonesia hadir dengan solusi total yang meliputi kontinuitas bahan baku dan desain yang inovatif terutama untuk retailer-retailer kecil dan menengah di Eropa.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006