Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, ditutup turun dipengaruhi oleh pernyataan yang lebih hawkish dari beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terkait arah suku bunga Fed Funds Rate (FFR).

Pada akhir perdagangan Jumat, kurs rupiah melemah 31 poin atau 0,20 persen menjadi Rp15.955 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.924 per dolar AS.

"Dolar AS rebound setelah pernyataan yang relatif lebih hawkish dari pejabat-pejabat The Fed semalam. Mereka pada umumnya mengatakan masih perlu melihat bukti lebih lanjut apabila inflasi turun sebelum memangkas suku bunga," kata analis mata uang Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Market konsensus menunjukkan probabilitas pasar sebesar 68 persen untuk penurunan FFR pada September 2024.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan RI memberikan sentimen yang cukup positif bagi rupiah, sehingga menahan laju pelemahan rupiah lebih dalam.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Maret 2024 sebesar 4,58 miliar dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat merosot ke level Rp15.978 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.944 per dolar AS.

Baca juga: Ekonom Bank Mandiri: Tantangan ekonomi RI pada kuartal II dan III 2024
Baca juga: Standard Chartered perkirakan ekonomi Indonesia 2024 tumbuh 5,1 persen
Baca juga: Gubernur BI: Kami upayakan kurs rupiah turun di bawah Rp16 ribu

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024