Medan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab Simalungun), Sumatra Utara, fokus mengembangkan komoditas jahe putih di wilayahnya mengingat memiliki potensi besar untuk untuk diekspor.

"Kami terus memberikan bantuan benih, pupuk dan pelatihan kepada petani melalui kelompok-kelompok tani dan koperasi," ujar Analis Pasar Hasil Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun Mompouli Panjaitan dalam Pameran Pekan Inovasi dan Investasi Sumatera Utara di Istana Maimun, Medan, Jumat.

Mompouli menyebut, saat ini, ada ratusan kelompok petani jahe putih di Kabupaten Simalungun.

Menurut dia, jahe putih atau Zingiber officinale roscoe dari Kabupeten Simalungun memiliki kualitas yang sangat bagus dengan ukuran rimpang besar dan rasa pedas yang khas.

Oleh karena itu, tumbuhan tersebut laku di pasar internasional. Mompouli menyebut, jahe putih Simalungun sudah dipasarkan sampai ke Amerika Serikat, India dan beberapa negara di Eropa.

"Tahun lalu, nilai ekspor jahe putih ini mencapai Rp3 miliar. Namun, jumlah itu bisa lebih karena petani biasanya menjalin kerja sama dengan pribadi dengan eksportir untuk mengirim produknya ke luar negeri," kata dia.

Pemerintah Kabupaten Simalungun Mencatat, sampai April 2024, wilayahnya mampu menghasilkan 1.275 ton jahe putih dari luas lahan panen 418.230 meter persegi atau produktivitasnya sekitar 3,05 kilogram per meter persegi.

Adapun daerah penghasil jahe putih ini di Kabupaten Simalungun yaitu Kecamatan Purba, Silimakuta, Pantang Silimahuta, Raya dan Dolok Pardamean.

"Jahe putih tumbuh optimal di dataran dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut," tutur Mompouli.

Pekan Inovasi dan Investasi Sumatera Utara (PIISU) ke-10 digelar 15-18 Mei 2024 di Medan.

Kegiatan itu 47 peserta yang terdiri atas kementerian, organisasi perangkat daerah provinsi (OPD), OPD kabupaten dan kota, BUMD, perguruan tinggi, rumah sakit, perbankan, UMKM dan lain-lain.

Baca juga: Gunakan rempah-rempah ini saat musim hujan

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA 2024